WAISAI- Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat bersama sejumlah mitra dari unsur Penegak Hukum (Gakhum) mengadakan kegiatan lapangan terkait penguatan tim jaga laut di kawasan konservasi sejumlah wilayah kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Jumat (21/10) lalu.
Kepala BLUD UPTD PKKP Kepulauan Raja Ampat, Syafri Tuharea kepada Radar Sorong mengatakan bahwa, penguatan tim jaga laut itu merupakan program lapangan terkait dengan pendalaman serta pemahaman tugas-tugas pokok khususnya pada tim jaga laut.
“Kegiatan ini diikuti kawan-kawan dari daerah lain seperti Kabupaten Fakfak, dan Kaimana. Termasuk kamipun melibatkan mitra kerja dari unsur Penengah hukum yakni Satuan Polair Polres Raja Ampat, dan Pos Angkatan Laut (TNI-AL), maupun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Wilayah Kerja (Wilker) Raja Ampat,” kata Syafri.
Kegiatan ini lanjut Syafri, berjalan selama dua hari, yang mana sehari di kelas, dan seharinya lagi praktek di lapangan yaitu melakukan simulasi. Dalam simulasi tersebut kami tim bertemu lansung sejumlah pengguna kawasan, nelayan, turis dan kapal turis dan seterusnya.”Kita ingatkan mereka lagi, saat ketika menjalankan tugas yang baik dan benar seperti apa. Jadi kita mencegah hal-hal yang tidak diingini terjadinya pelanggaran oleh petugas sendiri terkesan oleh para pengguna kawasan diintimidasi dan sebagainya. Ini yang patut kita hindari, terutama mengingatkan kembali kepada hal-hal yang standard, apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus kita lakukan,” ujarnya.
Syafri mengaku, sejak melakukan kegiatan di lapangan, sekaligus menemui lansung pengguna kawasan, dan mereka tak lupa memberikan respon positif dengan sangat senang sekali, bahkan, pengguna kawasan sempat juga berikan komplain berupa saran dan rekomendasi kepada kami pengelola kawasan.
“Begini kata mereka, kok kamikan beli kartu jasa layanan (KJL), tapi kenapa? kami nggak pernah diperiksa, ” singkat Syafri meniru ulang apa yang disampaikan pengguna kawasan. Namun, itulah respon positif pengguna kawasan.
Untuk itu, Syafri mengajak kita tetap bersatu memandang Raja Ampat dari pemahaman yang sama. Kemudian, kita membuat satu keputusan bersama, yang intinya bagaimana orang datang ke Raja Ampat dari sisi wisatawan mereka merasa nyaman, aman, maupun layanan pemerintah kepada pengguna kawasan itu baik.
Dikatakannya, kalau dari sisi perikanannya sendiri, kita berharap dengan terpeliharanya kawasan konservasi. Sehingga masyarakat kita di kampung-kampung yang berada didalam kawasan konservasi, misalkan ketika mencari ikan tidak jauh-jauh lagi, karena ikan sudah dekat – dekat kampung,” tandas Syafri. (hjw)