Ketua DPRPB : Tidak Ada Tempat di Papua Barat bagi Kelompok yang Berbeda Pandangan Ideologi
MANOKWARI – Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan bahwa belum bisa menyimpulkan penyerang 14 pekerja jalan Bintuni-Maybrat merupakan bagian dari kelompok Kocu atau berkaitan dengan tragedi Kisor Maybrat pada September tahun 2021. “Saya belum bisa simpulkan, saat ini kita masih mempelajari baik dari segi dan teknis dengan data sebelumnya di Kisor Maybrat. Kita masih mencocokkan data, foto-foto, kemudian rentetan kejadian yang terjadi di Kisor dengan kejadian di jalan Bintuni-Maybrat,” ujarnya di Manokwari, Senin (3/10).
Dirinya juga tidak bisa mengklaim bahwa penyerangan tersebut merupakan suatu kecolongan, karena anggota Polda Papua Barat memang ada disana dan terjadi ‘kucing-kucingan’. “Kita keluar mereka (KKB, red) masuk, kita masuk mereka minggir. Ini hanya menunggu waktu yang baik agar kita bisa laksanakan sebaik-baiknya sehingga tidak menimbulkan korban yang lain,” ucap Silitonga.
Ia menyebutkan bahwa situasi terkini di Moskona Barat tempat terjadinya penyerangan ke 14 pekerja jalan Bintuni-Maybrat sedang dilakukan pemulihan kondisi masyarakat untuk memberikan bentuk keamanan dan kenyamanan khususnya daerah yang berbatasan dengan Kisor Maybrat. “Kita berikan pemulihan kondisi seperti trauma healing,” sebutnya.
Sejauh ini Polda Papua Barat tengah melakukan penyelidikan, penyidikan terhadap kasus tersebut dan pada saatnya akan lakukan penegakan hukum yang setimpal dengan tindakan para pelaku kejahatan. “Kita sudah kumpulkan beberapa data, dan kita sudah lakukan rapat evaluasi. Kita tunggu saja dalam waktu dekat kita lakukan tindakan-tindakan hukum yang diperlukan untuk memenuhi penegakan hukum, penyelidikan, penyidikan yang kita lakukan terhadap meninggalnya empat orang pekerja jalan di daerah Moskona Barat,” ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa pihaknya tidak melakukan operasi militer melainkan melakukan penegakan hukum. Untuk senjata yang digunakan kelompok tersebut, Ia belum bisa menjelaskan lebih rinci menunggu ada tindakan hukum. “Apakah itu senjata rakitan atau organik, saya belum bisa jelaskan. Saya tidak bisa jelaskan secara meraba-raba, harus dibuktikan secara nyata setelah dilakukan penegakan hukum,” tuturnya.
Dalam pengamanan pekerjaan proyek jalan, lanjut Silitonga saat ini TNI dan Polri sedang mengambil langkah untuk melakukan pengawalan. “Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan balai-balai kemudian dinas PUPR yang mengerjakan proyek di daerah terdepan,” pungkasya.
Bupati Manokwari Kecam Pelaku yang Tewaskan Empat Pekerja Jalan
Bupati Manokwari, Hermus Indou mengecam dan mengutuk para pelaku yang menewaskan empat orang warga sipil pekerja jalan Bintuni-Maybrat dengan keji beberapa waktu lalu. Ia menyebut perbuatan yang menyerang 14 pekerja jalan tersebut tidak manusiawi. “Penyerangan tersebut sangat biadap dan telah melanggar hak asasi manusia yang menwaskan warga asal Sulawesi Selatan dan Manado,” ujarnya di Manokwari, Senin (3/10).
Hermus meminta kepada TNI-Polri khususnya Pangdam XVIII/Kasuari dan Kapolda Papua Barat untuk segera memburu dan melakukan pengejaran serta penangkapan terhadap seluruh pelaku yang telah melakukan kejahatan pembunuhan serta memproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya setimpal dengan perbuatan mereka. “TNI-Polri sebagai perangkat negara harus mampu untuk melindungi dan menyelamatkan setiap nyawa warga negara Indonesia dalam membangun kehidupannya di tanah Papua,” ucapnya tegas.
Menurutnya, TNI-Polri dalam bertugas di daerah yang rawan harus melengkapi persenjataan sebab dari kejadian-kejadian yang pernah terjadi, banyak anggota TNI Polri yang menjadi korban. Ia mengajak kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap setiap orang yang hendak menyusup dan melakukan provokasi dengan ideologi di luar ideologi pancasila. “Penyusup-penyusup itu ingin mempropaganda dan menciptakan huru-hara sehingga menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat menjadu tidak stabil,” ucap Hermus.
Ia berharap semua elemen masyarakat bisa bersatu untuk melawan semua kelompok masyarakat yang hendak melawan negara dan menciptakan kerawanan sosial. Bupati juga mengucapkan belasungkawa dan duka yang mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya empat orang warga akibat penyerangan tersebut. “Atas nama pemerintah Manokwari, menyatakan sikap dan rasa prihatin atas kejadian tersebut,” pungkasnya.
Ketua DPR Papua Barat Dukung TNI-Polri Tumpas KKB dari Papua Barat
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat di Provinsi Papua Barat mendukung TNI-Polri menangkap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terus mengancam keamanan warga sipil dan menghambat pembangunan di daerah ini. Dia menegaskan Ketua DPR Provinsi Papua Barat Orgenes Wonggor, di Manokwari, Senin, merespons empat warga sipil yang meninggal dalam serangan KKB terhadap 14 pekerja jalan Trans Papua Barat, Kamis, 29 September 2022. “Pertama, saya mengutuk keras kebiadaban KKB. Secara kelembagaan, DPR Provinsi Papua Barat mendukung aparat (TNI-Polri) mengejar dan menangkap para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum,” ujar Orgenes.
Ia mengatakan bahwa kebiadaban KKB di wilayah itu sangat mengganggu kenyamanan dan ketenteraman masyarakat sipil pada umumnya dan orang asli Papua secara khusus di pelosok daerah yang sangat merindukan sentuhan pembangunan. “Rakyat Papua Barat seutuhnya butuh pembangunan dalam bingkai NKRI. Tidak ada tempat di Papua Barat untuk kelompok yang berbeda pandangan ideologi,” kata Orgenes Wonggor.
Orgenes Wonggor juga mendorong institusi Kepolisian dan TNI untuk melakukan penyelidikan lebih dalam terkait praktik perdagangan senjata api dan amunisi kepada pihak sipil yang tidak berwenang menguasai peralatan tersebut sesuai aturan hukum yang berlaku. “Dari mana kelompok itu mendapatkan senjata dan amunisi, bagian ini perlu dilakukan penyelidikan lebih jauh oleh aparat penegak hukum, sehingga tidak menjadi ancaman bagi masyarakat, ataupun terhadap aparat keamanan,” kata Wonggor.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw pada sebuah kesempatan di Manokwari menyatakan mengutuk keras kebiadaban KKB yang telah melakukan penyerangan terhadap 14 pekerja jalan Trans Papua Barat. Mantan Kabaintelkam Polri ini memberikan kepercayaan penuh kepada Pangdam Kasuari dan Kapolda Papua Barat agar segera mengarahkan pasukan untuk melakukan operasi pengejaran terhadap kelompok penghambat pembangunan itu. “Pascakejadian saya sudah komunikasi dengan Pangdam Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema dan Kapolda Papua Barat Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga agar segera melakukan pengejaran terhadap KKB sampai dimana pun mereka berada, tangkap!” kata Waterpauw.
Paulus Waterpauw juga mengimbau kepada pemerintah distrik, para kepala kampung dan masyarakat asli Papua di Moskona Barat agar membantu aparat gabungan yang sedang diterjunkan dalam misi pengejaran itu. “Masyarakat umum di wilayah Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni agar tidak panik, tetap tenang dan bantu memberikan informasi kepada aparat untuk secepatnya bisa menangkap kelompok itu,” ujar Waterpauw. (bw/**/ant)