Oleh: Tutus Riyanti
(The Voice of Muslimah Papua Barat)
Banyak kaum muslimin yang tidak menjalankan aturan syariat Islam dalam kehidupannya sehari-hari. Kalau pun menjalankan syariat, itu pun hanya menjalankan sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain. Mengambil sebagian hukum Islam sebagai rujukan, kemudian menentang sebagian hukum Islam yang lainnya.
Hal ini disebabkan banyak kaum muslimin yang menganggap bahwa Islam hanyalah agama ritual belaka. Yang hanya mengatur ibadah magdhah saja, misal: masalah aqidah, fiqih shalat, puasa, zakat, dan naik haji saja. Benarkah demikian?
Agama Sempurna
Tidak ada satu perkara pun yang luput dari pengaturan Islam. Hal ini telah Allah SWT tegaskan di dalam Al-Qur’an:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ تِبْيَٰنًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS.An-Nahl:98).
Islam merupakan agama yang kamil (sempurna). Tidak sedikit pun memiliki kekurangan. Hal ini telah Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS.Al-Maidah:3).
Karena itu, sangat lancang jika berpendapat bahwa ada hal-hal yang tidak diatur oleh Islam. Pendapat demikian tentu berasal dari cara berpikir yang dangkal. Hal ini disebabkan karena banyak kaum muslim yang tidak paham agamanya sendiri. Islam hanya sekedar KTP, bukan sebagai pedoman hidup.
Totalitas dan kesempurnaan Islam tentu tidak akan tampak, kecuali jika kaum muslim mengamalkan Islam secara kafah (menyeluruh) dalam segala aspek kehidupan. Inilah yang Allah SWT perintahkan secara tegas dalam Al-Qur’an:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah:208).
Islam adalah agama yang menyeluruh (kafah), yang menjelaskan dan mengatur segala perkara. Dari mulai perkara akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian, mumamalah, ‘uqubat (sanksi hukum), interaksi pria dan wanita, ekonomi, pendidikan, bahkan dalam berpolitik dan bernegara. Semua telah diatur dalam Islam.
Karena itu, kaum muslim diperintahkan untuk melaksanakan seluruh syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Tidak sepatutnya kaum muslim mempraktikkan aturan-aturan lain yang bersumber dari Barat, seperti yang diajarkan oleh Motesquie, Thomas Hobbes, John Locke, dll, yang melahirkan sistem politik demokrasi. Atau yang diajarkan John Maynard Keynes, David Ricardo, dll, yang melahirkan sistem ekonomi kapitalisme.
Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS.Al-Ahzab:36).
Haram Mengingkari Syariat Islam
Dengan demikian, haram bagi kaum muslim untuk mengingkari atau mencampakkan sebagian syariat Islam dari realitas kehidupan, kemudian menerapkan sekularime. Inilah yang justru dipraktikkan oleh negara saat ini. Allah SWT dengan tegas mengecam sikap semacam ini:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ ٱلْكِتَٰبِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَآءُ مَن يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمْ إِلَّا خِزْىٌ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰٓ أَشَدِّ ٱلْعَذَابِ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (QS.Al-Baqarah:85).
Islam merupakan agama sekaligus sistem yang mengatur bagaimana taat kepada Allah SWT. Hanya Islam Agama yang diridhai Allah SWT karena agama ini sempurna. Allah SWT berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS.Ali-Imran:19).
Oleh karena itu, kaum muslim harus mengikuti seluruh aturan syariat Islam tanpa kecuali. Tanpa tapi, tanpa nanti. Karena selain sempurna, Islam itu juga tinggi. Rasulullah SAW bersabda:
الإسلام يعلو ولا يعلى عليه ». رواه البيهقي
“Islam itu tinggi (luhur) dan tidak ada yang lebih tinggi (luhur) darinya.” (HR: Baihaqi).(***)