Tanamkan Karakter pada Anak-Anak
MENGINJAKKAN kaki di Kompleks Vihara Buddha di Boswesen Kota Sorong, kesan pertama adalah nyaman dan indah. Bangunan Vihara dengan ornamen Budha yang khas, serta lekukan jembatan kecil dengan hamparan kolam ikan di bawahnya yang cukup luas kian menambah pesona dan sangat menyegarkan mata.
Disela menikmati lokasi yang nyaman, perhatian tertuju pada ruang-ruang kelas tempat belajar anak-anak usia dini. Dengan dikelola oleh pihak Yayasan, di kawasan Vihara Budha Boswesen ada lembaga pendidikan yang diberi nama Sekolah Cinta Kasih (SCK).
Yang membuat takjub adalah SCK yang berada di aeral Vihara Buddha, ternyata kepala sekolahnya adalah Bunda Tuti , seorang wanita muslim berhijab. Dalam bincang-bincangnya dengan Radar Sorong, Bunda Tuti mengungkapkan , sudah 6 tahun – sejak SCK berdiri- Ia mengabdikan diri di SCK dan selama ini Ia pun sangat menikmati karena mengajar ana-anak usia dini lebih banyak sukanya .
Sekolah Cinta Kasih di Kompleks Vihara Buddha Boswesen adalah lembaga pendidikan anak usia dini yang terbuka untuk umum dengan menitikberatkan pada Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK). “Jadi anak-anak diajarkan bagaimana mengenal karakter sejak dini. Jadi itu mah makanya sekolah kita ini bertitik berat pada pendidikan karakter. Kalau jaman sekarang kan sudah tahu ya, susah sekali ya, bagaimana anak-anak kita ajarkan untuk berperilaku yang baik sejaki dini,”tutur Bunda Tuti.
Karena itu SCK hadir menanamkan pendidikan karakter sejak dini. Dalam pendidikan berbasis pendidikan karakter, Bunda Tuti pun mencontohkan. Seperti bagaimana anak-anak itu permisi dulu kalau mau ke kamar kecil, atau berterima kasih bila diberi sesuatu. Atau minta ijin dulu kalau mau kedepan, atau meminta maaf pada temannya pada saat berbuat salah.
“Seperti itu yang membedakan sekolah karakter dengan sekolah-sekolah yang lain. Jadi kita sekolahnya karena lintas agama, jadi semua anak boleh bergabung dengan kami di sini, bukan hanya muslim atau agama Budha, keyakinan manapun boleh bergabung,”ujar Bunda Tuti.
Diungkapkan, saat ini jumlah siswa di SCK tercatat sekitar 100 orng lebih. Untuk kelasnya terbagi ada yang i PGA (kelompok bermain di usia 2 tahun), PGB, KBB (kelompok bermain di usia 3-4 tahun), TKA (anak usia 4-5 tahun), TKB ( usia 5-6 tahun).
Selain pembelajaran karakter secara langsung, 14 tenaga guru di SCK juga mengajarkan pendidikan karakter dengan menggunakan buku-buku pilar, dimana pada buku-bukur pilar itu dijelaskan mana perbuatan baik dan perbuatan buruk. “Jadi anak-anak setiap hari diajarkan bagaimana mereka mengerti bahwa di buku-buku karakter itu ada perbuatan baik dan ada perbuatan yang tidak baik yang mana anak-anak harus ikuti. Jadi setiap hari kita menanamkan kepada anak-anak a ada perilaku yang baik dan ada juga yang tidak baik, dan mana yang harus ditiru,”tandas Bunda Tuti.
Perkembangannya SCK cukup pesat. Bunda Tuti menuturkan, diawal berdirinya hanya 4 orang siswa. Kemudian seiring berjalannya waktu setiap tahun siswa bertambah hingga masuk tahun ke 7 ini, jumlah siswa di SCK sudah mencapai 100 orang lebih. Dengan dilengkapi sarana bermain, sekolah dari Hari Senin-Jumat, jam belajar untuk kelas PGA jam belajarnya jam 08.15 WIT-10.15, sedangkan untuk kelas i TKA-TKB kalau ada jam ekstrakurikuler, biasanya jam belajar dari 07.45 WIT-12.00 WIT.” Tapi kalau hari itu tidak ada ekskul dari jam 07.45 WIT- jam 11.00 WIT.
Di awal tahun ajaran baru, Bunda Tuti mengatakan anak-anak baru datang boleh diantar oleh orang tuanya sampai di depan kelas. “Karena biasanya kan ada anak-anak yang masih mau ditemani kan baru masuk kelas, itu boleh-boleh saja. Kalau di tahun ajaran baru kita ada toleransinya , biasanya 1-2 minggu. Tapi kalau ada anak yang ternyata sulit mandiri, nah itu biasanya boleh ditambah waktunya, jadi kita tidak memaksakan anak langsung dilepas , jadi ada tahapannya,”tutur Bunda Tuti.
Ia pun berharap, kedepannya SCK semakin maju, menjadi pendidikan terbaik di Kota Sorong. “K emudian harapan kedepan yang paling besar adalah anak-anak bisa melanjutkan apa yang sudah kami ajarkan di sini, semoga itu bisa tetap dilaksanakan meskipun nanti sekolahnya beda lagi,”pungkas Bunda Tuti akrab . (rosmini)