Kapendam : KKB Semakin Brutal, Wajib Kita Basmi
MANOKWARI – Pembantaian keji kepada para pekerja jalan Bintuni-Maybrat yang beredar luas ke masyarakat dalam bentuk foto dan video. Dalam peristiwa tersebut, empat orang tewas mengenaskan dengan sejumlah luka bacokan di tubuhnya, diantaranya juga dibakar bersama sejumlah alat berat. Sementara seorang wanita hilang, dan hingga berita ini dilansir, masih dalam pencarian aparat yang berwenang. Dalam video yang beredar luas di masyarakat berdurasi 20 detik terlihat sekelompok orang membentangkan Bendera Bintang Kejora. Di video lainnya berdurasi 2 menit 50 detik memperlihatkan kekejaman sekelompok orang dengan menggunakan senjata api bahkan menikam dan membacok korbannya dengan senjata tajam hingga meninggal dunia.
Kejadian pembantaian keji tersebut mendapatkan perhatian serius dari tiga jenderal petinggi di Papua Barat yakni Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga, dan Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Gabriel Lema. Paulus Waterpauw meminta aparat penegak hukum mengeluarkan target operasi daftar pencarian orang (TO-DPO) terhadap kelompok tersebut. Dirinya telah melakukan komunikasi intens dengan dua jenderal lainnya untuk melakukan upaya evakuasi korban baik yang hidup maupun yang meninggal dunia.
“Saya kutuk keras aksi kebiadapan tersebut. Saya minta aparat penegak hukum segera mengeluarkan TO-DPO,” kata Waterpauw kepada wartawan di Manokwari, Jumat (30/9). Ia meminta kepada masyarakat sekitar lokasi kejadian bahkan seluruh masyarakat yang ada di Papua Barat untuk tidak panic. “Aparat keamanan akan segera tangani para pelaku pembantaian keji itu,” ucapnya.
Terpisah, Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga melalui Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi memerintahkan untuk terus memburu dan menangkap pelaku agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. “Polda Papua Barat sudah mengantongi nama -nama pelaku berdasarkan keterangan dan data,” ujarnya. Ia menyebutkan bahwa pihaknya saat ini tengah mendalami video dan foto-foto pembantaian keji yang beredar luas ke masyarakat melalui media sosial.
Berdasarkan data yang diperoleh Polda Papua Barat lanjut Adam Erwindi, jumlah pekerja sebanyak 14 orang bukan 12 orang dengan rician empat orang meninggal dunia, 9 selamat dan satu orang masih dicari tahu keberadannya. “Korban selamat antara lain Kusnadi (30), Remon Ulimpa (26), Irson (42), Agung (18), Muksin Rambe (49), Ruslan (33), Sitinjak (25), Om Kumis (55), Halim (20). Sedangkan empat korban meninggal dunia yakni diantaranya Abas (52), Yafet (50), Darmin (46), Armin (43) dan satu orang berjenis kelamin perempuan belum diketahui nasibnya bernama Reva (28),” rinci Kabid Humas.
Sementara itu, Pangdam XVIII/Kasuari melalui Kapendam Kasuari, Kapendam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Batara Alex Bulo, S.Hub.Int., menyayangkan dan mengutuk keras penyerangan masyarakat yang sedang mengerjakan proyek jalan oleh Kelompok Separatis Teroris Bersenjata (KSTB) yang juga disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyebabkan 4 warga sipil meninggal di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat, Kamis (29/9). “Ini semakin membuktikan bahwa KSTB bertindak semakin brutal kepada masyarakat, padahal mereka (Masyarakat,red) tidak bersenjata sama sekali. Mereka yang menjadi korban tersebut adalah masyarakat yang menjadi pekerja jalan,” ungkapnya.
Baca Juga : Hari Ini, Jenasah Korban Penembakan, Transit di Bandara DEO Sorong
Disamping itu, jalan yang dibuat ini juga demi kepentingan masyarakat yang dapat mempermudah akses transportasi barang dan jasa sehingga dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat. “Kalau KSTB terus melakukan teror dan ancaman kepada masyarakat, berarti KSTB-lah sebenarnya yang melakukan pelanggaran HAM berat kepada masyarakat,” tandasnya. “Saat itu juga Satgas Yonif RK 136/TS langsung melakukan pengejaran dan menolong masyarakat yang menjadi korban penembakan KSTB. Dari suara tembakan, terindikasi KSTB menembak menggunakan senjata api rakitan atau organic karena dari laporan masyarakat suara tembakan terdengar kencang dengan rentetan,” jelasnya.
Kapendam mengingatkan secara tegas agar KSTB, tidak melakukan teror, ancaman dan kekerasan terhadap masyarakat atau siapapun. “Penyerangan yang dilakukan oleh KSTB kepada masyarakat adalah pelanggaran HAM berat, karena mereka dengan sengaja menembak warga sipil. Mereka jelas melanggar hak asasi dan melakukan kasus kriminal kelas berat. Selain itu, KSTB juga merusak kondusifitas karena melakukan teror dan ancaman kepada masyarakat, sehingga ini wajib untuk kita basmi,” tegas Kapendam.
Terpisah, Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP), Yan Warinussy meminta Bupati Teluk Bintuni dan Bupati Maybrat untuk bersama-sama memastikan adanya perlindungan bagi warga sipil, kedua bupati diminta membangun komunikasi dengan Kapolda Papua Barat serta Pangdam XVIII/Kasuari. “Saya mendukung dilakukannya langkah penegakan hukum terhadap siapapun yang terlibat dalam peristiwa tersebut,” kata Warinussy.
Terkait para korban yang disebut merupakan pekerja jalan Trans Papua Barat, Kepala BPJN Papua Barat, Mauluddin Said Latar yang dikonfirmasi mengatakan kejadian pembantaian keji tersebut bukan di jalan Trans Papua Barat melainkan jalan akses ke jalur utama Trans Papua Barat. “Itu kejadian bukan di Jalan Trans Papua Barat. Kalau Trans Papua Barat itu dari Sorong ke Manokwari dan Manokwari ke perbatasan Papua-Papua Barat,” ujarnya melalui pesan Whatsapp Jumat (30/9).
Said Latar mengungkapkan bahwa ruas jalan tersebut merupakan ruas jalan non status yang pembiayaannya bersumber dari anggaran pemerintah provinsi Papua Barat atau kabupaten setempat. Dirinya tidak mengetahui siapa penanggung jawab pekerjaan jalan tersebut. “Kita tidak tahu siapa penanggungjawabnya karena jalan non status,” singkatnya.
Kekejaman KKB tak hanya menyerang dan membantai 4 pekerja jalan trans di Kampung Majnik Distrik Moskona Utara, tapi juga membakar jasad dua korban. Dalam beberapa video yang beredar luas di media sosial, terlihat dua dari 4 korban dibakar bersama alat berat dan truk pengangkut BBM. Dikutip dari berbagai sumber, Kapolres Teluk Bintuni AKBP Junov Siregar,SH,SIK membenarkan dua korban tewas ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. “Dari empat korban yang tewas akibat penyerangan itu, dua diantaranya ditemukan dalam kondisi hangus,” kata AKBP Junov Siregar saat tim gabungan TNI/Polri yang mengevakuasi para korban kekejaman KKB tiba di RSUD Teluk Bintuni, Jumat (30/9) malam.
Aparat gabungan TNI/Polri pun sudah mengantongi identitas beberapa pelaku yang kini sedang dalam pengejaran. “Sudah ada beberapa nama, tetap kita kejar,” tegas Kapolres. Evakuasi para korban selamat, termasuk yang tewas dari peristiwa penyerangan tersebut, berhasil dilakukan. Rombongan evakuasi tiba di RSUD Teluk Bintuni, Jumat malam pukul 21.00 WIT. Ke empat korban tewas langsung divisum di ruang jenazah RSUD Teluk Bintuni. Sementara para korban selamat termasuk satu korban luka tembak menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Teluk Bintuni. (bw)