AIMAS – Pemerintah Kabupaten Sorong Siap menjadi tuan rumah pelaksanaan rapat kerja Bupati dan Walikota se-Papua Barat, yang dipusatkan di gedung Aimas Convention Center (ACC) Kabupaten Sorong hari ini, Kamis (20/10). Direncanakan kegiatan Raker akan dibuka langsung oleh Pj Gubernur Papua Barat, Komjel Pol (Purn) Paulus Waterpauw.
Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Sorong, Adi Bremantyo mengatakan, seluruh kepala daerah dan tamu undangan akan difasilitasi untuk menginap di Aimas Hotel.
“Kami imbau semua pejabat menginap di Aimas Hotel agar lebih mudah dalam berkoordinasi. Kami juga sudah menyurati pihak Aimas Hotel juga telah kami surati untuk bersiap menerima tamu para kepala daerah se-Papua Barat,” ujar Adi Bremantyo.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Otonomi Khusus (Otsus) Setda Papua Barat, Roberth Rumbekwan mengungkapkan, sesuai Arahan Presiden RI ada beberapa poin yang akan dibahas dalam Raker. Diantaranya upaya penekanan inflasi daerah, upaya pemberantasan kemiskinan ekstrem, upaya mewujudkan kebanggan terhadap produk dalam negeri, serta upaya pengendalian kasus stunting.
Robert juga berharap pelaksanaan Raker se-provinsi Papua Barat kali ini dapat memberikan gaung yang lebih luar biasa. Oleh karenanya ia meminta seluruh kepala daerah hadir dalam Raker ini, sehingga nantinya masing-masing kepala daerah bisa menyepakati hasil Raker tersebut.
Selain agenda Raker, Pada hari kedua direncanakan akan dilakukan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, Kolaborasi antara pemerintah daerah dengan bank Indonesia perwakilan Papua Barat.
Langkah konkret gerakan nasional pengendalian inflasi pangan tersebut direalisasikan melalui penanaman bibit cabai rawit. Tujuan kegiatan penanaman tersebut adalah untuk memanfaatkan lahan tidur serta untuk menekan laju inflasi.
Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat, Melkias Werinussa menambahkan, bibit cabai dipilih dalam pencanangan tersebut. Sebab cabai dianggap sebagai penyumbang inflasi terbesar.
“Cabai jadi penyumbang inflasi terbesar karena konsumsi cabai di Papua Barat cukup tinggi, namun masyarakatnya tidak mau menanam cabai,” kata Melki.
Selain cabai, nantinya lahan yang telah disiapkan juga akan ditanami potensi pangan lokal seperti keladi, ubi maupun kasbi sebagai cadangan pangan. Sehingga pada saat memasuki kondisi tidak memungkinkan dan sumber cadangan beras menipis maka asupan gizi masyarakat bisa terpenuhi dari sumber pangan lokal yang ada. (ayu)