WAISAI- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf – RI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) ketiga, tentang Penyusunan Dokumen Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Raja Ampat (R4). Kegiatan tersebut berlansung di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Raja Ampat, baru-baru ini.
FGD ketiga ini dibuka Sekda Raja Ampat, Yusuf Salim, turut dihadiri beberapa Narasumber dan moderator diantaranya, Tim Penyusunan Dokumen Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Raja Ampat, Ir. Ina Koswara, M.Sc, Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Niscaya. Kemudian, Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Bappenas, Leonardo, A.A. Teguh Sambodoo, Direktur Manajemen Strategis Kemenparekraf, Ika Kusuma Permana Sari, Direktur Regional Wilayah 3 Bappenas, Ika Retna Wulandary, Kabid Pengembangan Infrastruktur Wilayah 3C/Papua Kementrian PU/PR, Dr. Ir. Doedoeng Z. Arifin.
Ketua Tim Penyusunan Dokumen Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Raja Ampat, Ir. Ina Koswara, usai FGD kepada Radar Sorong mengungkapkan bahwa, tujuan kegiatan FGD ini yang pertama, membahas serta menyepakati terkait daya dukung lingkungan dan daya tampung wilayah.
Kemudian, kedua, menyepakati beberapa proyeksi baik itu proyeksi jumlah wisatawan, proyeksi ekonomi seperti pendapatan, penerimaan devisa, tenaga kerja maupun proyeksi jumlah kamar. Ketiga, lanjut Ika yang cukup menarik dalam pembahasan kali ini ialah skenario pembangunan. Dimana terdapat tiga alternatif skenario, yakni skenario cenderawasih (istilah sebutannya-red), skenario black marine, maupun skenario kapal tradisional.”Namun, yang dipilih ketika FGD ini adalah skenario Cenderawasih,” kata Ika.
Dia menyebutkan pada skenario (Cenderawasih-red) kita telah menetapkan wilayah KTA (Key Tourism Area-red) prioritas seperti KTA Selat Dampier menjadi pintu gerbang wisatawan masuk ke Raja Ampat. Meskipun dalam pembahasan itu sebetulnya waisatawan bisa juga dari Sorong langsung ke Misool. Akan tetapi intinya, kita ingin di KTA inikan ada di Waisai Ibu Kota Kabupaten (Raja Ampat-red), yang mana memiliki fasilitas sarana dan prasarana paling lengkap.
Dijelaskan Ika, pada FGD ini menetapkan tema pada tiap-tiap wilayah KTA itu, yang mana terdapat tiga KTA (Key Tourism Area-red) salah satunya KTA Selat Dampier itu dari barat Piaynemo sampai ke Kali biru. Kemudian, KTA Misool semua kawasan di wilayah Misool Raya antara lain, Misool ECO Resort (MER), Dabatan dan Harapan Jaya. Termasuk KTA Wayag terdiri dari Selpele, Salio dan Manyaifun. “Meskipun masih berada dalam m Pandemic Covid-19, kami berharap mudah-mudahan, program ini bisa mempercepat bangkitnya pariwisata Raja Ampat, terutama adanya dukungan dari Pemerintah Pusat yang dirasa sangat strategis. Apalagi Raja Ampat inikan destinasi pariwisata nasional tentunya menjadi perhatian dari pusat juga,” tutup Ika. (hjw)