SORONG-Batalyon Zipur 20/PPA Kodam XVIII Kasuari membangun jembatan darurat di jalan Sapta Taruna, samping Lapas Sorong, Kota Sorong. Pembangunan jembatan besi tersebut menggunakan material dan alat dari Yonzipur 20/PPA.
Pantauan Radar Sorong, proses pembangunan yang melibatkan anggota TNI Angkatan Darat tersebut telah masuk dalam tahapan perakitan jembatan besi. Kemungkinan perakitan akan diselesaikan dalam waktu 1 atau 2 hari, selanjutnya dilakukan pemasangan dan rambatan aspal ke jembatan.
Diperkirakan dalam waktu 10 hari, jembatan sudah bisa digunakan masyarakat sekitar. Komandan Yonzipur 20/PPA, Mayor Czi Tri Wibowo Angga Astono menjelaskan keterlibatan Yonzipur 20/PPA dalam pembangunan jembatan, dikarenakan perintah Pangdam XVIII Kasuari berdasarkan surat dari PUPR Papua Barat.
“Kami mendapat perintah dari Pangdam untuk melaksanakan pemasangan jembatan. Kebetulan, dari satuan kami mempunyai jembatan Akro panel tipe 21 sebanyak 13 petak. Dan, yang kita pasang di sini ada 4 petak tipe 21,”jelasnya kepada media, Rabu (20/9).
Proses pmasangan jembatan, sambung Danyonzipur melibatkan dari unsur Batalyon sebanyak 26 personel, Kodim Sorong sebanyak 2 personel dan Denpom sebanyak 2 personel untuk pengawalan material ke lokasi jembatan.
“Pemasangannya menggunakan jembatan tipe 21 sebanyak 4 petak dengan bentangan 9 hingga 12 meter dan dibantu dengan 2 unit exavator. Kegiatannya meliputi mobalisasi, perambuan, perakitan jembatan selanjutnya pemasangan dan akan dibuatkan rambatan aspal ke jembatan,”ungkapnya.
Danyon juga menambahkan, akan ada pemasangan tiang di sisi kiri dan kanan jembatan. Selain itu, Jembatan tsrsebut mampu menahan beban maksimal 40 ton, tetapi akan dibuat plang batas kemampuan jembatan sekitar 30 ton agar bisa bertahan lama.
“Tapi, pihak PUPR Provinsi Papua Barat menggunakan jembatan ini sekitar 6 bulan dan setelah itu akan dibuat premanen,”tuturnya.
Mewakili Bidang Bina Marga, Kepala Bidang Cipta Karya, Eduardus Halaseren, mengatakan awalnya kondisi jembatan masih bagus. Akan tetapi, saat melaksanakan survey paska banjir mendapati keluhan masyarakat bahwa jembatan tersebut menjadi salah satu faktor meluapnya Sungai Klagison ini.
“Selanjutnya Dinas PUPR Provinsi Papua Barat mengambil keputusan untuk di bongkar dan melakukan koordinasi dengan beberapa penyedia jasa material untuk membangun jembatan darurat namun belum dapat. Sehingga, dilakukan koordinasi dengan Kodam XVIII Kasuari kemudian Pangdam menyarankan Yonzipur/20 Sorong yang memiliki stok material untuk jembatan,”ungkapnya.
Edu menambahkan bahwa material dari Yonzipur merupakan salah satu material jembatan yang terbaik yang digunakan di seluruh Indonesia. Tidak hanya material, Yonzipur juga memperbantukan SDMnya dalam membangun jembatan.(juh)