Lambert Jitmau : Datang Sebagai Orang Tua, Harus Paham Karakter Masyakarat Kota Sorong
SORONG – Teka teki siapakah yang akan menggantikan Drs.Ec. Lambert Jitmau,MM yang berakhir masa jabatannya sebagai Wali Kota Sorong tanggal 22 Agustus mendatang, tampaknya mulai menemui titik terang. Informasi yang berkembang bahwa Penjabat Wali Kota Sorong merupakan pejabat dari Pemerintah Provinsi Papua Barat yang diusulkan Pemerintah Provinsi Papua Barat ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Untuk diketahui, dari tiga nama yang diusulkan Penjabat Gubernur Papua Barat untuk menduduki jabatan Penjabat Wali Kota Sorong, dua diantaranya merupakan pejabat di lingkup Pemprov Papua Barat, yakni George Yarangga dan Agustinus Rumbino, sedangkan satu nama lainnya yakni Yacob Karet merupakan pejabat dari Pemkot Sorong.
Untuk diketahui, Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs.Paulus Waterpauw,MSi melalui Surat Nomor 131/907/GPB/2022, mengusulkan tiga nama ke Mendagri sebagai calon Penjabat Wali Kota Sorong. Ketiga nama yang diusulkan Pemprov Papua Barat yakni George Yarangga yang kini menjabat Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Papua Barat; Agustinus Rumbino (Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan dan Otsus); serta Yakob Karet (Sekretaris Daerah Kota Sorong). Sementara itu, DPRD Kota Sorong juga mengusulkan tiga nama pejabat Pemkot Sorong sebagai calon Penjabat Wali Kota Sorong. Tiga pejabat tersebut yakni Sara Kondjol yang saat ini menduduki jabatan Sekretaris DPRD Kota Sorong, Andreas Adii (Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Sorong), dan Julian Kelly Kambu (Kepala Dinas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Sorong).
Terkait adanya aksi penolakan terhadap calon Penjabat Wali Kota Sorong yang diusulkan Pemprov Papua Barat, Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw mengingatkan jangan ada riak-riak yang terlalu berlebihan yang kemudian pada akhirnya membuat stagnan pembangunan. “Perlu saya tegaskan ini supaya jangan ada kekosongan jabatan kepala daerah. Apapun yang diputuskan Kementrian Dalam Negeri, saya berharap seluruh masyarakat dan tokoh-tokoh mendukungnya demi kepentingan pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” kata Paulus Waterpauw kepada wartawan, kemarin.
Sementara itu, Wali Kota Sorong, Drs.Ec.Lambert Jitmau,MM yang didampingi Wakil Wali Kota Sorong, dr.Hj.Pahimah Iskandar, mengaku hingga saat ini belum mengetahui siapa yang akan menjadi Penjabat Wali Kota Sorong. Meski demikian, siapapun nantinya yang dipercaya Mendagri untuk menduduki jabatan Penjabat Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau berharap agar dapat melanjutkan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sorong. “Saya belum mengetahui Penjabat Wali Kota siapa. Penjabat datang tidak bawa visi misi, tidak bisa membawa program yang baru, hanya datang menata apa yang ada sepanjang satu tahun. Satu tahun kan tidak lama, mau bikin apa, apalagi datang di penghujung tahun anggaran. Dua atau tiga bulan sudah masuk di tahun 2023,” kata Lambert Jitmau kepada wartawan, kemarin. “Diharapkan datang sebagai pemimpin, sebagai orang tua, merangkul semua yang ada. Itu yang saya lakukan di kota ini, karena kebersamaan saya lakukan,” sambungnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Sorong, Muhammad Taslim mengatakan bahwa memang idealnya Penjabat Wali Kota Sorong orang Kota Sorong atau Sorong Raya yang memahami karakter Kota Sorong. “Tapi bisa jadi bukan orang Sorong tetapi orang Provinsi yang dipilih Kemendagri melalui tahapan dan mekanisme seleksi dan melihat rekam jejak dari masing-masing yang diusulkan,” kata Muhammad Taslim kepada Radar Sorong, Rabu (17/8).
Lanjut dikatakannya, calon Penjabat Wali Kota Sorong melalui persyaratan yang dipilih sesuai dengan kepangkatan, golongan dan profesionalisme. Usulan dari DPRD Kota Sorong mungkin saja berbeda dengan usulan dari Pnjabat Gubernur Provinsi Papua Barat. “Kita hanya mengusulkan, tetapi kalau Kemendagri memilih yang lain maka kami harus menerima,” ujarnya.
Taslim mengatakan, Penjabat Wali Kota Sorong yang nanti terpilih, harus memiliki sikap merangkul, memahami dan membuat program yang sesuai kebutuhan Kota Sorong, salah satunya menyelesaikan masalah banjir. “Bagaimana dia datang, tentu harus mendatangi tokoh adat, tokoh agama yang ada di Kota Sorong, melihat potensi Kota Sorong dan masyarakat Kota Sorong. Kita nantikan program yang dibuat, laksanakan dengan profesionalisme,” tegasnya. (zia)