SORONG – Lembaga Pendidikan Penerbangan (LKP) Papua Terdepan menunjukkan langkah konkretnya untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Kota Sorong dengan melakukan penandatanganan MOU dengan pihak Bandara DEO Sorong, baru-baru ini.
LKP Papua Terdepan sendiri merupakan salah satu sekolah penerbangan di Papua Barat yang telah ikut berkomitmen menbangun bumi cendrawasih melalui peningkatan kompetensi SDM bidang aviasi atau penerbangan.
Direktur LKP Papua Terdepan, Dermawan Kusuma Saputra mengatakan, LKP Papua terdepan hadir di Sorong adalah dalam rangka memberikan sumbangsih untuk peningkatan SDM di Papua Barat sehingga generasi Papua dapat menempuh pendidikan penerbangan tanpa perlu jauh jauh ke luar daerah.
“Hadirnya LKP dengan menerapkan biaya yang lebih murah jika dibandingkan saat menempuh pendidikan di luar daerah. Ada program beasiswa pengurangan biaya bagi setiap peserta didik sampai 50 persen. Jadi biayanya sekitar 25 juta dan program ini kita tawarkan melalui tabungan pendidikan yang dikolaborasikan dengan pihak perbankan,” jelasnya.
Adapun bidang pendidikan yang tersedia di LKP Papua Terdepan adalah bidang Cabin Crew atau pramugari/pramugara. Kemudian bidang Ground Staff dan bidang Aviatition Security (Avsec).
MOU antara LKP Papua Terdepan dengan Bandara DEO Sorong adalah guna pengadaan dan penyelenggaraan pendidikan terkait penggunaan alat dan penyediaan tenaga pengajar atau instruktur. Sehingga akan lebih memudahkan anak anak untuk mendapatkan kompetensi yang lebih baik.
Dermawan berharap, dengan adanya nota kesepakatan tersebut menjadi angin segar untuk peningkatan SDM di bidang dunia penerbangan yang ada di Papua dan Papua Barat.
Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya mengungkapkan, pihaknya memberikan dukungan penuh untuk hadirnya lembaga pendidikan di dunia penerbangan khususnya di Kota Sorong. Ia berharap hadirnya LKP Papua Terdepan dapat memberikan kemudahan bagi angkatan kerja khususnya di bidang aviasi untuk mengisi kesempatan yang ada.
“Kemarin disampaikan bahwa kesulitannya ada pada peralatan penunjang pembelajaran praktik. Makanya saya katakan bahwa bandara ini siap berkontribusi. Mari jalan saja dulu supaya mendapatkan approval dari Kementerian Perhubungan. Kita persiapkan untuk memberikan sarana kemudahan bagi masyarakat Papua barat guna memperoleh pendidikan sesuai kompetensi yang dibutuhkan,” ujar Cece Tarya.
Disinggung terkait penerimaan pegawai, Cece Tarya mengaku pihaknya tidak bisa serta merta menerima lulsan dari SMK. Sebab semua itu berdasarkan kuota.
“Setelah ada kuota, tentu selanjutnya akan dipertanyakan sertifikat kompetensinya. Kami tidak melihat sebaik apa keterampilannya setelah memiliki sertifikat tersebut. Biarlah itu menjadi tanggung jawab kami untuk membina mereka hingga menjadi profesional. Biarlah kita berikan kesempatan untuk mereka membekali dirinya agar jangan sampai baru ikut tes, belum seleksi, sudah dicoret duluan,” jelasnya.
Cece menegaskan, pihak Bandara DEO Sorong hadir sepenuhnya untuk memudahkan operasionalisasi dari lembaga pendidikan penerbangan untuk memanfaatkan bandara yang ada.
“Kembali saya tekankan, kami komitmen bersama mengawal ini. Kami terbuka menerima kerjasama dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran lembaga pendidikan ini agar nantinya mampu melahirkan generasi yang kompeten,” tandasnya. (ayu)