SORONG – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI menggelar workshop pendampingan UMKM pangan olahan melalui layanan publik secara online, Rabu (13/7) bertempat di Swissbel Hotel Sorong.
Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Kota dan Kabupaten Sorong turut Hadir sebagai peserta workshop tersebut. Para peserta didominasi oleh peserta UMKM produk obat tradisional maupun produk pangan olahan.
Kepala BPOM RI, Dr. Ir. Penny Kusumastuti Lukito, MCP mengatakan, pendampingan dimulai dari fasilitas produksinya. Sehingga dapat menunjang kualitas produksi yang memenuhi standar higienis.
Sebab setiap produk obat kosmetik dan pangan olahan yang hendak dipasarkan wajib disertai syarat yang sesuai standar dari BPOM. Setelah dianggap memenuhi standar, maka suatu produk Berhak mendapatkan sertifikat dari BPOM.
“Setelah fasilitas produksinya mendapatkan sertifikat maka produknya akan memperoleh izin edar yang membuat produk tersebut lebih bernilai dan berdaya saing. Dengan kepemilikan izin edar dari BPOM, maka suatu produk UMKM akan lebih mudah dipasarkan dan masuk ke ritel modern, misanya supermarket,” terang Penny Lukito.
Selain memberikan pendampingan pada proses produksi, BPOM juga siap berkontribusi untuk menyediakan pasar yang luas bagi para pelaku UMKM. Pasar tersebut disediakan dengan memanfaatkan fasilitas digital atau e-commerce.
“E-commerce membuka kesempatan yang luas dan sangat baik bagi pelaku UMKM. Sebab jangkauan dari e-commerce ini lebih luas, konsumennya bisa meliputi seluruh dunia,” kata Penny.
Dalam proses pendampingan tersebut, BPOM akan berkolaborasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah bersama institusi perangkatnya. Hal tersebut dilakukan guna membuka kesempatan yang luas guna pemasaran produk UMKM.
Melalui kegiatan tersebut, BPOM berharap akan semakin banyak pelaku UMKM yang mampu membentuk dirinya menjadi Enterpreneur. Tentunya dengan menghasilkan produk yang memiliki izin edar. Adapun harapan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat utamanya para pelaku UMKM, melalui income yang dihasilkan.
“Tujuan utama diterbitkan izin edar pada hasil produksi UMKM adalah untuk meningkatkan daya saing dari produk produk lokal. Sehingga bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional. Tentu pada akhirnya adalah memberikan pengaruh terhadap peningkatan ekonomi dari income yang dihasilkan. Karena dengan semakin banyaknya Enterpreneur maka ekonomi akan lebih cepat bangkit. Apalagi UMKM menjadi tulang punggung dari kebangkitan ekonomi suatu negara serta peningkatan status ekonomi masyarakatnya,” bebernya.
Pada kegiatan workshop tersebut, Penny juga berkesempatan menyambangi stan UMKM dan mencicipi produk pangan olahan dari beberapa UMKM. Ia menilai kualitas produk tersebut sudah cukup baik. Hal tersebut dilihat dari cara pengemasannya yang juga sudah memenuhi standar.
“Sudah baik tampilannya. Kualitas produknya juga bagis. Saya ngomong begini bukan karena di depan kamera ya. Tapi memang dari segi tampilan packaging-nya sudah memenuhi standar,” akunya.
Penny Lukito menambahkan, selain packaging, branding juga menjadi nilai yang sangat menjual bahi suatu produk. Pada umumnya konsumen akan mengincar produk yang menggunakan nama lokal daerah asal.
“Brand yang menggunakan nama Papua biasanya banyak dinantikan konsumen. Nilai jualnya tinggi tuh. Apalagi kalau brand ditampilkan dalam bentuk cerita singkat pada packagingnya. Pasti bisa menggugah hati calon konsumen untuk membelinya,” tandas Penny. (ayu)