MANOKWARI – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Maritje Pattiwaellapia mengatakan angka kemiskinan di Papua Barat turun 0,49 persen. Periode September 2021 – Maret 2022 turun sebesar 2.520 orang. ”Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin di Papua Barat pada September 2021 mencapai 218.780 orang, dan pada Maret 2022 tersisa 216.260 orang,” ujarnya di Manokwari, Jumat (15/7).
Ia menjelaskan, beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya angka kemiskinan di Papua Barat antara lain pandemi covid 19 yang mulai melandai, pertumbuhan ekonomi yang baik, turunnya tingkat pengangguran dan angka inflasi yang stabil. ”Faktor-faktor tersebut yang mempunyai pengaruh sehingga angka kemiskinan menurun,” jelasnya.
Ia mengungkapkan garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar Rp665.604 per kapita per bulan. Garis kemiskinan terjadi kenaikan sebesar 5,41 persen jika dibandingkan pada Maret 2021. ”Dibandingkan September 2021, naik sebesar 2 persen,” ungkap Maritje.
Selanjutnya, garis kemiskinan per rumah tangga, merupakan gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin. ”Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2022 adalah sebesar Rp 3.900.439 per bulan naik sebesar 2 persen dibanding kondisi September 2021 yang sebesar Rp3.256.080 per bulan,” ucap Maritje.
Di sisi lain, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada Maret 2022 sebesar 4,82 persen. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, turun menjadi 1,60 persen. (bw)