Dilakukan Pengawasan Ketat, Semuanya Bebas PMK
SORONG – Beberapa hari jelang hari raya Idul Adha, lalulintas hewan ternak untuk tujuan kurban semakin padat. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong mencatat, hingga saat ini jumlah hewan ternak, baik sapi maupun kambing yang masuk ke Sorong sudah mencapai 390-an ekor.
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong, drh. I Wayan Kertanegara mengungkapkan, peningkatan yang terjadi sangat signifikan hingga ratusan kali lipat.
“Biasanya hanya 40-50 ekor per minggu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di Sorong. Namun kali ini dampai 390 ekor. Saya rada ini memang sangat berlebihan jika dibandingkan dengan rasio konsumsi masyarakat selama ini,” ungkap Wayan.
Wayan mengatakan, hewan ternak tersebut didatangkan dari Pulau Seram dan masuk ke Sorong melalui Pelabuhan Arar di Kabupaten Sorong. Ditambahkan Wayan, Maluku dan Maluku Utara selama ini juga menjadi daerah pemasok hewan ternak bagi masyarakat di Sorong.
Masuknya hewan ternah ke wilayah Sorong juga dikawal dengan pengawasan ketat oleh Stasiun Karantina Pertanian. Hal tersebut dilakukan guna terus menekan risiko masuknya PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) ke wilayah Sorong melalui hewan ternak yang dilalulintaskan tersebut.
Hewan ternak hanya boleh dilalulintaskan dari daerah zona hijau PMK, salah satunya Pulau Seram. Terkait pengendaliannya, juga sudah dilakukan uji lab terhadap hewan tersebut guna mendeteksi virus PMK.
“Uji lab dilakukan dari daerah asal, dan terbukti semua bebas PMK. Setibanya di Sorong, kami cek dokumennya dan sudah sesuai. Kemudian dilakukan karantina, dan dekarang semuanya bebas PMK. Sehingga bisa dinyatakan bajwa hewan tersebut sehat dan siap dikonsumsi,” terang Wayan.
Kendati Sorong masih zona hijau dan kasus PMK belum ditemukan, namun Wayan mengimbau agar hal tersebut menjadi kewaspadaan bersama. Sebab PMK merupakan penyakit yang sangat merugikan sehingga harus senantiasa diwaspadai secara konsisten, bukan hanya ketika jelang momen Idul Adha.
“Penyakit ini bisa disembuhkan tetapi akan memberikan dampak negatif bagi ternak lainnya. Sebab hewan yang sudah terserang akan bersifat menjadi media pembawa (carrier),” pungkasnya. (ayu)