Oleh: Tutus Riyanti
(The Voice of Muslimah Papua Barat)
Dahulu, kebanyakan remaja bercita-cita ingin menjadi seorang guru, dokter, pilot, insinyur, bahkan ingin menjadi presiden. Sebuah cita-cita positif yang masih dianggap mulia, karena bisa bermanfaat dan berguna bagi masyarakat banyak.
Namun sayang cita-cita remaja zaman now sudah mulai bergeser. Mereka ingin menjadi youtuber, selebgram, beauty vlogger, dan entrepreneur. Para remaja menganggap bahwa inilah cara yang mudah untuk terkenal dan mendapatkan uang banyak dalam durasi singkat. Seolah ada kebahagiaan dan kesuksesan jika sudah berhasil mendapatkan keduanya.
Pemahaman kapitalistik dan materialistis inilah yang hari ini memenuhi ruang kepala remaja muslim. Tidak harus sekolah tinggi-tinggi, siapa saja bisa meraih cita-cita tersebut tanpa harus belajar di bangku sekolah. Mudah dan instan asal ada kemauan dan gadget. Tak peduli cara apapun akan dilakukan. Hal ini merupakan warning bagi para orang tua. Ada pemahaman yang kurang tepat pada remaja muslim, yakni mempunyai cita-cita yang hanya berhenti pada kepuasan dunia dan menafikan teraihnya kebahagiaan akhirat.
Pemahaman serta kehidupan sekular dan liberal juga ikut mempengaruhi. Akibatnya remaja muslim mulai tergerus dengan pergaulan-pergaulan yang jauh dari nilai-nilai agama. Bahkan berani menabrak ajaran syariat agama Islam. Mereka bisa terlibat dengan perilaku pacaran, seks bebas, LGBT, miras, narkoba, bahkan melakukan tindak kriminalitas.
Sungguh miris melihat kondisi remaja muslim saat ini. Keluarga, masyarakat, bahkan negara pun terkesan acuh, abai, dan tidak peduli dengan nasib mereka. Dengan kondisi seperti ini, bagaimana mungkin para remaja muslim bisa menjadi agen perubahan (agent of change), dan kedepan bisa membawa peradaban Islam menjadi peradaban yang mulia lagi agung?
Agent of Change
Remaja adalah agen perubahan (agent of change). Untuk itu, remaja muslim harus membekali dirinya dengan pemahaman dan tsaqofah Islam. Mereka harus menjadi remaja yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Remaja muslim juga harus membentengi dirinya dari pengaruh pergaulan dan budaya Barat, serta tidak ikut-ikutan dan membebek kepadanya.
Remaja muslim harus dapat melihat realitas kehidupan kaum muslim hari ini. Apakah saat ini umat, termasuk remaja didalamnya, telah terbebas dari degradasi moral, kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, kezaliman, serta apakah berbagai hajat hidup manusia sudah terpenuhi dengan baik? Remaja muslim juga harus peka dan peduli dengan berbagai problem yang masyarakat hadapi. Tidak boleh terlalu asyik dengan dunianya sendiri, sehingga akhirnya cuek dengan berbagai persoalan kehidupan yang sejatinya juga menimpa mereka.
Remaja muslim harus memahami bahwa kaum muslim adalah ibarat satu tubuh. Sebagaimana hadis Rasulullah. Dari An-Nu’man bin Bisyir ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim)
Berawal dari kepekaan inilah akan terbentuk kesadaran politik pada remaja muslim. Ketidakpekaan terhadap realitas kehidupan masyarakat, dapat menyebabkan tidak adanya kepedulian dan tidak akan ada dorongan untuk berbuat melakukan perubahan. Tentu saja perubahan yang diinginkan adalah perubahan yang bersandarkan kepada bagaimana Islam mengatur kehidupan ini.
Potensi usia muda pada remaja harus dikontribusikan untuk kebaikan masyarakat. Tentu saja tidak hanya dengan amal sosial, seperti mengumpulkan dana dari masyarakat, atau berbagai amal sosial lain yang sepertinya langsung bisa terasa oleh masyarakat. Amal sosial seperti ini adalah aktivitas individu yang bisa saja dilakukan oleh siapa pun, termasuk remaja. Akan tetapi, hanya dengan amalan dakwah-lah yang mampu mengubah keadaan buruk menjadi baik.
Oleh karena itu, para remaja muslim yang terbina dengan Islam secara kaffah (menyeluruh), maka akan menjadi pengemban dakwah. Mereka berdakwah karena kesadaran politik dan menjadi motivasi bagi mereka untuk melakukan perubahan di tengah masyarakat. Remaja muslim yang sibuk menjadi agen perubahan akan menjadi remaja yang cerdas. Sebab mereka senantiasa terbina dengan Islam, yang akan membuatnya mampu menjadi problem solver terhadap berbagai persoalan, termasuk problem pribadinya.
Allah SWT telah mewajibkan dakwah kepada setiap muslim, termasuk para remaja, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran: 104).
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran: 110).
Remaja muslim tidak boleh hanya bercita-cita menjadi youtuber, selebgram, beauty vlogger, dan entrepreneur. Ada cita-cita yang lebih mulia, yaitu menjadi agent of change. Dimana mereka akan mendapatkan usia yang berkah di dunia, serta keridhaan dari Allah SWT. Sehingga kedepan, remaja muslim ini bisa membawa peradaban Islam menjadi peradaban yang mulia dan diagungkan di seluruh dunia.(***)