Khotib: Tetap Jaga Semangat Ibadah
SORONG-Ribuan jemaah berbondong-bondong mengikuti salat Idul Fitri 1443 hijriah di Halaman Apel Kantor Wali Kota Sorong, yang diimami H.Umar Gading,S.Pdi. Sementara Khotib Drs.H.Mulyono,M.Ag yang merupakan Pengurus Cabang NU Kota Sorong. Fauzia/Radar Soron
Para jemaah ketika memasuki Halaman Apel Kantor Wali Kota Sorong yang beralamat di Jl.Kurana Remu Utara, Senin (2/5) tersebut, wajib menaati protokol kesehatan dengan menggunakan masker, membawa sajadah sendiri atau masing-masing. Pintu masuk dijaga ketat panitia Amalia Ramadan guna memastikan para jemaah menaati protokol kesehatan tersebut.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu. Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Segala puji bagi-Nya.” Gema takbir yang bersahut-sahutan membuat suasanan Idul Fitri 1443 Hijriyah semakin terasa indah dan khidmat. Ditambah dengan khotbah yang dibawa oleh khotib yang mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada jemaah yang hadir untuk bisa melaksanakan Salat Idul Fitri 1443 Hijriyah.
Khotib Drs.H.Mulyono,M.Ag mengatakan bahwa Idul Fitri ini berbeda dengan 2 tahun yang lalu, karena memang 2 tahun yang lalu terbatas sekali dalam kegiatan, baik maupun Ramadan dan Idul Fitri.
“Maka tentu ini, ibarat orang yang terkekang. Maka ketika dilepas, itu umat Islam begitu semarak dan semangat beribadah. Sehingga di momen ini saya ingatkan dan khotbah kami agar tetap menjaga semangat motivasi untuk beribadah, menjaga semangat kerukunan, empati dan simpati kepada yang lain,” ungkapnya.
“Karena memang kita diperintahkan bahwa kita tidak hanya sholeh dengan Allah, tetapi juga harus sholeh dengan sesama makhluk hamba-hamba-Nya. Tanpa itu, kita nggak bisa meraih kesholehan dengan Allah,” sambungnya.
Dalam khotbah, ia menyampaikan Penyebab orang malas ibadah yakni kurang paham pentingnya salat. kenapa orang malas beribadah, karena terkadang kurang sholeh dengan sesama manusia, kurang Sholeh dengan Allah, serta berbuat dosa bermaksiat, terkhusus dosa-dosa kecil. Banyak orang lupa akan kematian. Kita tidak tahu persis kapan kita kembali kepada Allah SWT.
Allah SWT menegaskan apa saja musibah yang menimpah kamu karena ulahmu sendiri. Maka lakukan hal yang baik, meski Sedikit kebaikan yang terus-menerus kita lakukan. Lakukanlah dari amalan yang kalian kita mampu. Demi Allah akan terbiasa.
“Kita harus punya semangat untuk giat beribadah. Memperhatikan kondisi keimanan kita. Sesungguhnya seorang kefaqihan. Memilih teman yang baik. Di era sekarang teman dekat kita adalah medsos. Karena terkadang ada yang menunda bahkan tidak menunaikan ibadah karena asik bermain medsos. Ibadah butuh semangat dan perlu dipertahankan, tanpa itu tentu akan kalah dengan sifat malas itu,” tegasnya.
Di momen Idul Fitri ini, Ia berharap Allah SWT melindungi masyarakat Kota Sorong dan semoga dihindarkan dari segala marabahaya musibah, terutama adalah kasus Covid-19 ini. Mudah-mudahan segera dicabut dari Allah subhanahu wa taala, sehingga aktivitas masyarakat bisa normal kembali, bisa berekonomi dengan normal. “Sehingga itu bisa menunjang yang termasuk keberhasilan kita semua. Kalau masyarakat bisa beraktivitas dengan normal, ibadah dengan normal. Insyaallah semua akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya apa yang kita inginkan, yang kita upayakan akan sukses,” jelasnya.
Khotbah tersebut embuat para jemaah tak luput dari tangisan rasa penyesalan dan taubat akan dosa-dosanya dahulu dan sedih haru akan makna kehidupan dalam beribadah yang dibawakan Khotib Salat Idul Fitri 1443 Hijriah di Halaman Apel Kantor Wali Kota Sorong tersebut.
Usai khotbah, Jemaah pun saling berjabat tangan, bahkan ada yang saling memeluk entah itu kerabat, keluarga mereka sembari berucap kata memaafkan.
Dari pantauan Radar Sorong, Suasana haru semakin terasa indah ketika langit pun dengan cuaca yang cerah tanpa terik mentari yang menyengat, seolah menyatu dengan apa yang dirasakan para jemaah yang sedang menyambut haru kemenangan setelah sebulan penuh menahan lapar dan dahagaserta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Para jemaah pun pulang dengan tertib dengan tetap menjaga prokes, serta tak lupa membersihkan koran bekas alasan lantai ketika salat. (zia)