2000 Kl Langsung Dikirim ke Tual
SORONG – Setelah menunggu dua dekade, akhirnya PT Kilang Pertamina Internasional Unit VII Kasim mampu menorehkan prestasi yang luar biasa, yakni mampu memproduksi pertalite. PT Kilang Pertamina Internasional Unit VII kasim telah melakukan Lifting Perdana Produk Pertalite untuk Indonesia Timur, tujuan TBBM Tual MOR VIII dengan kapasitas sebesar 2.200 KL pada Senin (21/3).
General Manager PT Kilang Pertamina RU VII Kasim, Yusuf Mansur mengatakan bahwa kegiatan lifting produk Pertalite ini merupakan kegiatan perdana atas pencapaian Kilang Kasim dalam menghasilkan produk BBM (Bahan Bakar Minyak) tersebut.
“Acara ini bertajuk Syukuran dan Ceremony Closing Lifting Pertalite serta Pelepasan Kapal MT. Alice XXV yang membawa produk Pertalite dari Kilang Kasim dengan tujuan TBBM Tual MOR VIII dengan kapasitas sebesar 2.200 KL,” katanya baru-baru ini.
Ia menjelaskan bahwa produk Pertalite merupakan salah satu bahan bakar khusus non subsidi produksi PT. Kilang Pertamina Internasional ( PT KPI) RU VII Kasim dengan Research Octane Number (RON) 90 dengan campuran komponen yang terdiri dari Reformate dan Naphtha Intermedia.
Ia juga mengungkapkan bahwa produk pertalite merupakan produk pertama yang dihasilkan Kilang Kasim tanpa menambahkan Produk Higt Octane Mogas Componen (HOMC) dari luar Kilang Kasim. Pencapaian ini memberikan kabar bahagia untuk Indonesia Timur dalam menyuplai kebutuhan BBM Pertalite.
“Ini kabar yang luar biasa, dan kita semua mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Pertamina R&P (Refinery dan Petrocemichal), hal ini, harus menjadi motivasi kita semua untuk selalu melakukan yang terbaik untuk kilang kita. Semoga kedepannya, kilang kita semakin maju, aman, handal, berwawasan lingkungan dan efisien, serta memperoleh profit yang besar tentunya,” kata Yusuf Mansyur dalam sambutan acara lifting perdana Pertalite.
Kemudian, Area Managar Comm, Rel, CSR RU VII, Dodi Yapsenang, yang hadir dengan jajaran tim management menjelaskan bahwa produksi Pertalite itu merupakan hasil membandingkan antara HOMC (Hight octane mogas componen) untuk RU VII kami bilangin Reformat sama Light Naptha dengan menghasilkan Octane Number 90.
“Dikirim ke Tual karena kebutuhan di Tual lagi minim sehingga dari Comersial & Trading MOR VIII Jayapura meminta untuk kirim ke Tual,” katanya.
Lanjutnya, kebutuhan BBM di Maluku, Papua, Papua Barat pihaknya baru bisa memenuhi 15% dari totalnya. Sedangkan kebutuhan sisanya dari Kilang Balikpapan.
“Kedepannya diharapkan akan tercipta produk-produk BBM baru yang dapat diproduksi di Kilang Kasim. Proyek pelebaran Open Access yang saat ini sedang berjalan, diharapkan juga mampu membawa nilai positif bagi Kilang Kasim, yaitu Kilang kebanggaan Papua,semoga kilang kita semakin maju, produktif, serta membawa profit untuk kita semua,” jelasnya, Selasa (22/3).
Dodi menambahkan bahwa acara tersebut dilakukan atas pencapaian Kilang Kasim dalam memproduksi Pertalite. Kegiatan tersebut langsung dibuka oleh General Manager RU VII Kasim dihadiri oleh seluruh Perwira/Pertiwi RU VII Kasim.
“Selain itu pada kesempatan tersebut dilakukan prosesi penyerahan simbolis Produk Pertalite dari GM RU VII Kasim kepada perwakilan S&D MOR VIII dan Pengguntingan Pita serta Pemotongan Tumpeng sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME di tengah keterbatasan Konfigurasi Kilang RU VII Kasim,” katanya.
“Pencapaian ini tentunya menjadi hal yang sangat luar biasa, hampir kurang lebih 2 dekade sejak Kilang berdiri, akhirnya produk Pertalite ini bisa diproduksi oleh Kilang RU VII Kasim,” sambungnya.(zia)