Milan: Stok Minyak Goreng Ada, Masyarakat Jangan Khawatir
SORONG – Guna memastikan ketersediaan minyak goreng, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (Parekda) Kota Sorong melakun inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa distributor dan pasar tradisional.
“Kami sidak tidak semua distributor kami datangi. Hanya Alfamart dan di Pasar Remu,” kata Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kota Sorong, Milan Latumeten,S.STP, kepada Radar Sorong baru-baru ini.
“Kalau di Alfamart yang harga subsidi Rp 14.000 lagi kosong. Jadi mereka masih menunggu untuk stok yang baru. Sementara di Pasar Remu, ada sebagian yang sudah kosong. Sedangkan yang sebagian ada stoknya tapi harga normal Rp 21.000,” sambungnya.
Dikatakannya bahwa, ini data awal. Karena Parekda sidak dalam rangka mengantisipasi agar distributor yang menjual dengan harga lama, dikhawatirkan jangan sampai mereka punya stok habis.
“Jadi kita turun untuk memastikan dan menjamin ketersediaan minyak goreng masih ada. Ini kan data awal. Nanti kita akan sampaikan pada pimpinan atau tim pengendali inflasi daerah atau Dinas Perdagangan,” ungkapnya.
Milan menjelaskan, stok minyak goreng untuk subsidi masih ada dan stok minyak goreng dengan harga lama juga masih ada. Sehingga para pemilik toko ini masih menjual dengan harga yang lama karena mereka ingin menghabiskan stok lama tersebut. Selain itu juga, pemilik toko masih menjual dengan harga yang lama dikarenakan belum mendapat harga subsidi dari distributor.
“Salah satunya Stok di Papua Supermarket adalah stok lama dengan harga beli mahal dari distributor. Dan sampai saat ini Papua Supermarket belum mendapatkan rafaksi harga dari distributor. Atau harga subsidi,” jelasnya.
Lanjutnya, untuk penjualan minyak goreng di Alfamart dan beberapa distributor yang menjual dengan harga subsidi Rp 14.000. Hal Itu karena mereka termasuk atau tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
“Jadi yang masuk dalam Aprindo ini, mereka mengikuti standar pemerintah sehingga menjual dengan harga subsidi,” katanya.
Milan menegaskan bahwa Stok minyak goreng tetap ada. Kalau yang harga subsidi ini kan yang masyarakat cari. Ketika kosong, itu yang mereka pikir langka. Sehingga saya imbau kepada masyarakat tidak perlu panic buying karena ketersediaan minyak goreng ada. Hanya harganya saja yang bervariasi.
“Kami dari Bagain perekonomian sudah menyurati kepada distributor untuk mereka mengirim data stok minyak goreng mereka. Hal itu untuk memastikan stok minyak goreng yang ada. Sehingga masyarakat tidak perlu panic buying karena ketersediaan minyak goreng ada,” pungkasnya.
Salah satu warga, Suriany mengaku bahwa dengan harga minyak goreng yang mahal mempengaruhi dagangannya. “Kita penjual gorengan jelas pilih yang murah. Jadi harga Rp 14.000 itu sangat murah, beda dengan biasa beli Rp 17.000 tapi sudah naik Rp 21.000,” ungkapnya.
Berbeda halnya dengan Parman, menurutnya biasanya membeli minyak goreng dengan harga Rp 17.000 hingga Rp 19.000.
“Saya sudah 3 tahun jualan gorengan. Menurut saya harga minyak goreng naik turun sudah biasa. Saya kadang lucu kenapa harus antri panjang-panjang. Selisih memang lumayan tapi waktu terbuang dengan antrian. Kan ada istilah waktu adalah uang. Jadi saya mending beli yang mahal daripada antri buang waktu dan bikin kram. Itu berjam-jam antri, saya sudah bisa jual pisang goreng banyak,” tandasnya.(zia)