Serapan KUR Kota Sorong Paling Tinggi
SORONG – Pandemi COVID-19 turut mempengaruhi fluktuasi jumlah penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat). Di Provinsi Papua Barat sendiri, jumlah penyaluran KUR sepanjang 2021 hingga 31 Januari 2022 mencapai Rp 57,67 miliar. Tercatat, KUR diberikan kepada sebanyak 1.297 debitur.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Papua Barat, Bayu Andy Prasetya, SE, M.Si mengungkapkan, jumlah tersebut turun 2,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Perbandingan YoY (year on year) ada penurunan 2,4 persen dari periode sebelumnya. Bisa jadi karena semakin ke sini perekonomian masyarakat memang sudah berangsur membaik sehingga KUR ikut turun,” kata Bayu.
Kota Sorong menjadi daerah dengan jumlah penyaluran KUR terbesar senilai Rp 16,15 miliar kepada 353 debitur. Sektor perdagangan menjadi sektor dengan jumlah penyaluran KUR terbesar dengan tota Rp 28,05 miliar kepada 650 debitur atau 50,11 persen dari jumlah debitur.
Berbanding terbalik dengan KUR, kredit UMi (Usaha Mikro) justru meningkat. Jumlah penyaluran UMi di Provinsi Papua Barat hingga 31 Januari 2022 tercatat mencapai Rp 125,8 juta. UMi disalurkan kepada total 22 orang debitur.
“Ada peningkatan 1.000% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tersalurkan kepada 2 debitur sebesar Rp 14,34 juta,” beber Bayu.
Di Papua Barat kredit UMi hanya disalurkan oleh PT Pegadaian. Dimana sebagian besar debitur UMk berdomisili di Kabupaten Fakfak sebanyak 10 orang.
Dikatakan Bayu, secara umum program KUR dan UMi berdampak positif bagi proses pemulihan perekonomian Papua Barat ditunjukkan dengan perekonomian yang mampu tumbuh lebih baik -0,51 persen Ctc (cost to company) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya -0,76 persen, Ctc.
“Kedua program punya kesamaan tujuan yakni mendorong pemulihan ekonomi. Sehingga disarankan untuk hal-hal yang produktif. Sebab jika tidak, maka dikhawatirkan kondisi perekonomian bakal makin terpuruk. Oleh sebab itu, pemerintah pun sangat hati-hati menyalurkannya,” tandasnya. (ayu)