AIMAS – Dibangun dalam dua tahap, Balai Wantilan Pura Puja Astiti senilai Rp 850 juta akhirnya diresmikan Bupati Sorong, Dr. Johny Kamuru, SH, M.Si, Rabu (9/3). Pura Pura Astiti tersebut merupakan salah satu dari 3.400 lahan yang berhasil disertifikatkan oleh BPN Kabupaten Sorong melalui program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap).
Kepala BPN Sorong, Subur Maksun, S.SiT memgatakan, sesuai arahan Bupati, keberadaan rumah ibadah juga menjadi prioritas dalam program PTSL. Dimana Pura Puja Astiti adalah salah satu dari lima rumah ibadah di Kabupaten Sorong yang sertifikatnya berhadil diterbitkan dan segera diserahterimakan.
“Lahan Pura Puji Astiti ini termasuk daerah yang clean & clear sehingga prosesnya juga tidak sulit untuk disertifikatkan. Untuk lebar bangunan pura 8×18 meter. Selain pura ini, ada beberapa rumah ibadah lain yang juga sudah rampung,” ujar Subur.
Ketua Panitia Pembangunan Pura Puja Asti, Putu Ardana mengatakan, Balai Pertemuan Pura Puji Asta mukai dibangun pada tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp 600 juta. Kemudian dilanjutkan pada tahap II di tahun 2021 dengan tambahan anggaran Rp 250 juta untuk finishing dan pembuatan talut. Sehingga nilai total bangunan Pura Puja Astiti adalah Rp 850 juta.
Saat ini, lanjut Putu Ardana, pembangunan pura masih belum rampung karena keterbatasan dana. Sehingga panitia pembangunan berharap, tahun ini Bupati akan kembali memberikan bantuan.
“Pembangunan belum selesai, kami masih butuh membuat tembok penyangga kori agung pintu masuk. Serta talut di samping timur dan barat pura, juga tempat parkir. Kami harap Pak Bupati masih bersefia membantu,” ujarnya.
Harapan Putu Ardana serta seluruh umat Hindu Pura Puja Astiti direspon baik oleh Bupati.
“Sisa pembangunan yang kurang tadi, biar nanti jadi tanggung jawab Bupati Sorong. Saya upayakan bagaimana yang terbaik untuk seluruh umat, dan seluruh masyarakat,” kata bupati.
Kepada umat Hindu, Bupati berharap, akan ada kontribusi untuk saling menciptakan suasana yang harmonis antar umat beragama dan memelihara toleransi kehidupan beragama di Kabupaten Sorong. Kendati umat Hindu bukan mayoritas, namun kehadirannya di tengah umat lain cukup memberi warna dan harmoni.
Bupati juga memuji dan mengapresiasi kinerja BPN Kabupaten Sorong yang telah dengan konsisten menggarap pensertifikatan rumah ibadah melalui program PTSL tersebut.
“Saya apresiai untuk Pak Subur (Kepala BPN) karena komitmen beliau untuk mensukseskan program ini. Saya belum pernah melihat komitmen yang sama dari kepala-kepala BPN yang sebelumnya. Ini luar biasa, meski usianya masih muda, tetapi beliau bisa melayani dengan sangat tulus,” tutup bupati. (ayu)