Mahasiswa Demo Boleh Tapi Harus Realistis
Julian Kelly Kambu,ST,MSi.
JAKARTA – Demo mahasiswa menolak pemekaran Papua atau daerah otonomi baru (DOB) di depan kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, berakhir ricuh. Lima polisi, termasuk seorang perwira, mengalami luka-luka akibat tindakan anarkistis massa. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi mengatakan demo tersebut tidak mengantongi izin kepolisian. Pihaknya tidak pernah mengeluarkan rekomendasi dari aksi para mahasiswa Papua. “Jadi catatan, mereka lakukan aksi tanpa pemberitahuan dan tanpa rekomendasi dari pihak kepolisian,” kata Hengki kepada wartawan, Jumat (11/3).
Hengki mengatakan ada beberapa pelanggaran yang dilakukan para peserta demo hingga akhirnya menyebabkan kericuhan. Pertama, para peserta aksi mencoba mendekat ke Istana Negara. “Ada ketentuan dalam Pasal 9 UU 98 bahwa terhadap objek vital nasional itu adalah 500 meter. Dan pagar luar Istana itu adalah 100 meter. Apa yang terjadi? Mereka menempel di gedung belakang Istana,” jelas Hengki.
Menurut Hengki, pihaknya telah melakukan pengamanan secara profesional. Polisi melakukan pengamanan secara persuasif agar massa tidak mendekati Istana. Massa Demo Disebut Tutup Jalan
Namun imbauan aparat polisi tidak digubris. Peserta aksi justru melakukan penutupan jalan. “Mereka tidak taati peraturan yang berlaku, di mana yang bersangkutan sudah kita imbau bergeser ke tempat yang sudah kita tentukan, tapi menolak, bahkan menutup jalan,” tutur Hengki.
Aksi anarkistis peserta demo memuncak hingga melakukan pemukulan terhadap polisi. Total ada lima polisi, termasuk Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon, yang menjadi korban penganiayaan. Menurut Hengki, anggotanya kini masih menjalani perawatan. Namun AKBP Ferikson sempat pingsan di rumah sakit. “Anggota kami yang terluka saat ini Kasat Intel ada di RS Tarakan, sedang ditangani secara intensif, mengalami luka-luka, dan tadi sempat tidak sadarkan diri. Kemudian juga terhadap anggota kita yang lain sedang dalam perawatan dari Biddokkes Polres Jakpus,” terang Hengki.