Yosep : Pemilik Double O Harus Diperiksa
SORONG – Hampir sebulan tak bersuara atas meninggalnya Khani Rumaf yang menjadi korban pembacokan dalam peristiwa Double O, pihak keluarga almarhum didampingi Tim Kuasa Hukum Yosep Titirlobi,SH meminta keadilan dan transparansi atas kematian (Alm) Khani Rumaf. Kuasa Hukum Keluarga Alm. Khani Rumaf, Yosep Titirlobi meminta ada keseimbangan dalam penegakan hukum baik atas meninggalnya Khani maupun 17 korban lainnya. Sebab, selama ini pihak kepolisian Polres Sorong Kota lebih fokus pada penanganan kasus meninggalnya 17 korban tersebut, terbukti dengan penangkapan 21 tersangka pembakaran Double O.
Sementara kasus meninggalnya Khani Rumaf yang merupakan akar permasalahan hingga terjadinya pembakaran Double O, pihak kepolisian baru menangkap 2 tersangka, dan katanya 2 tersangka lainnya masih DPO. Padahal, tambah Yosep Titirlobi, berdasarkan bukti video yang ia miliki, sekitar 30an orang keluar dari gedung Double O menggunakan senjata tajam dan menyerang Khani. ”Saya meminta polisi adil dalam melakukan pemeriksaan terhadap mereka yang terlibat dalam pembunuhan berencana, atau saya menduga ada indikasi melindungi,” kata Yosep Titirlobi,SH saat jumpa pers di Sekertariat Ortega, Selasa (15/2).
Ia juga mengomentari terkait penerapan pasal terhadap para tersangka pembunuhan Khani. Menurut Yosep, para tersangka harusnya dikenakan pasal 340 jo 351 ayat 3 karena ia memiliki bukti mulai dari pengejaran oleh 30 orang terhadap Khani dengan senjata tajam sehingga terjadi pembunuhan di perempatan jalan masuk kantor DPRD Kota Sorong.
Yosep menambahkan, berdasarkan data yang tim kuasa hukum miliki, tidak benar bahwa Khani Rumaf melakukan provokasi penyerangan Double O. Yang sebenarnya adalah Khani tidak terlibat atau turut serta saat 7 orang dari Ortega mendatangi Double O. ”Alm Khani Rumaf dari rumah menuju Sekertariat Ortega karena ada pembahasan pelantikan Ketua Ortega yang direncanakan bulan Februari 2022, namun saat mengetahui teman-temannya ke Double O, ia bergegas ke sana tapi ia melihat di Double O sudah baku kejar kemudian ia turun di depan lorong Kantor DPRD,” tutur Yosep.
Perlu diketahui lanjut Yosep, kedatangan 7 orang tersebut tanpa membawa senjata tajam sebab mereka ingin bertemu dengan Manager Double O berinisial G, namun justru puluhan orang yang keluar dari Double O dengan senjata tajam. ”Kami meminta pemilik Double O diperiksa agar kita bisa tahu kenapa ada alat tajam di Gedung Double O, padalah selama ini masyarakat yang masuk pasti diperiksa tetapi saat ada keributan alat tajam justru keluar dari dalam gedung tersebut,” tandasnya.