Wali Kota: Dengan Syarat Jaga Protokol Kesehatan
SORONG – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diizinkan Pemerintah Kota Sorong dengan wajib vaksin Covid-19 dan protokol kesehatan diterapkan oleh pihak sekolah, guru dan para pelajar.
Meskipun kasus Covid-19 terus meningkat di Kota Sorong, namun hampir sebagian besar sekolah tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan wajib vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.
Salah satunya SMP Negeri 2 Kota Sorong, hampir 100% siswa dan guru-gurunya telah divaksin. Sehingga pihak sekolah tetap melaksanakan KBM tatap muka.
“Siswa dan guru-gurunya sudah 90 persen telah divaksin. Kita juga tetap menerapkan protokol kesehatan. Sehingga kegiatan belajar tatap muka berjalan seperti biasa atau normal,” kata Kepsek SMP Negeri 2 Kota Sorong, Arif Abdullah Husain, S.Pd kepada Radar Sorong, Sabtu (12/2).
Hal serupa juga dilaksanakan oleh SD Inpres 109 Perumnas Kota Sorong, setiap siswa yang datang ke sekolah adalah siswa yang telah mengikuti vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan demikian juga dengan para tenaga pengajar.
“Selain itu, prokes tetap kita jaga ketat. Yang mana sejak masuk ke halaman sekolah kita mengukur suhu tubuh, mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer tersedia di setiap kelas, dan menyemprotkan disinfektan ketika anak-anak pulang sekolah,” kata Kepala sekolah SD Inpres 109 Perumnas, Maryatin.
Pihak sekolah juga memberikan pembelajaran secara daring bagi siswa yang hingga saat ini belum mendapatkan vaksinasi Covid-19. Kebijakan ini dilakukan agar melindungi para guru dan siswa dari penyebaran Covid-19 yang akhir-akhir ini kasusnya mengalami peningkatan.
Sementara itu pemerintah daerah sendiri, akan memberikan kebijakan bagi seluruh sekolah terkait peningkatan kasus Covid-19 saat ini. Dimana KBM dapat berlangsung secara langsung dan juga secara daring
Wali Kota Sorong Drs.Ec.Lambert Jitmau,MM mengatakan, ketika melaksanakan KBM tatap muka, pihak sekolah harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dimana siswa dan guru wajib memakasi masker, menjaga jarak dan mencuci tangan serta menghindari kerumunan.
“Untuk sekolah ada 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama bisa online, dan bisa juga tatap muka, persoalan bisa kembali kepada kepala sekolah masing-masing yang terbaik seperti apa, tetapi dengan satu syarat menjaga prokes,” pungkasnya.(zia)