AIMAS – Sebanyak 168 BTS (Base Transceiver Station) USO (Universal Service Obligation) yang dibangun Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo di Kabupaten Sorong (Kabsor) sejak 2020 lalu telah rampung dan statusnya telah on air.
Disampaikan Tenaga Ahli BAKTI Kominfo, Hendra Efendi, secara keseluruhan Kabupaten Sorong mendapat alokasi 174 BTS. Dari 174 BTS, 171 diantaranya telah rampung, namun baru 168 yang statusnya sudah on air. Sementara 2 sisanya masih terkendala pembangunan.
“171 sudah selesai pembangunan, 168 sudah on air, dan sisanya akan di-on air-kan oleh operator. Kalau sudah aktif dan sudah dicek secara teknis, maka akan segera on air. Sisa yang 2 lagi, satu diantaranya terkendala jalan putus, satu lagi ada material yang tersangkut dan dipita merah adat. Kemungkinan nanti akan diproses. Kemungkinan ada missed communication dari pembangunan tower lama. Bukan dari kita tapi tower milik komersial. Over all semua sudah selesai, tinggal dua itu saja,” beber Hendra.
Secara nasional, dengan dukungan Presiden melalui Menkominfo, BAKTI Kominfo telah membangun 7.904 BTS yang sama di Indonesia. Dimana 60 persen diantaranya memang diprioritaskan untuk Papua dan Papua barat. Sementara 40 persennya berbagi untuk Maluku, Sulawesi dan Sumatera.
“BTS ini fokus dibangun di daerah 3T, yang mana tower komersial tidak berani untuk improvisasi atau mencoba-coba. Sebab dari segi bisnis tentu tidak akan menguntungkan. Sebab itulah Bakti Kominfo hadir dan membangun tower di sana. Dengan harapan dalam 3-5 tahun mendatang desa tersebut bisa maju. Sehingga operator selular komersial dapat melihat peluang itu dan akhirnya berani membangun tower komersial seperti di daerah lain,” jelasnya.
Dengan hadirnya BTS USO tersebut, masyarakat di daerah 3T kini dapat menikmati layanan telekomunikasi. Namun BTS tersebut hanya dikhususkan untuk jaringan 4G tanpa 2G.
“BTS itu khusus 4G, maka bagi masyarakat yang mengeluh tidak dapat mengakses internet maka disarankan untuk melakukan migrasi kartu perdananya menggunakan Voice LTE (VolTE),” sambung Hendra.
Setelah proyek BTS rampung, tahun 2022 ini rencananya BAKTI Kominfo akan fokus untuk optimalisasi penguatan signal. Penggunaan akses layanan telekomunikasi di setiap desa nanti akan dimonitor oleh BAKTI Kominfo.
“Di awal kami buka dengan kapasitas bandwidth yang sama, sambil dilihat mana yang prioritas. Karena desa di Papua ini sangat unik. Ada yang satu desa hanya 10 rumah, ada yang 30 rumah, dan seterusnya. Maka nanti akan kami sesuaikan kapasitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sana,” tandasnya. (ayu)