MANOKWARI – Kodam XVIII/Kasuari telah melakukan penangkapan terhadap tokoh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) TPN OPM, Pieter Manggaprow. Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa membeberkan, penangkapan Pieter Manggaprow dilakukan 3 Desember 2021 dan telah diintai jelang peringatan HUT OPM 1 Desember.
Pangdam menuturkan, di kalangan TPN OPM, Pieter Manggprow berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Manggaprow diperintahkan Goliath Tabuni dan Mathius Wenda untuk membangunkan sel-sel tidur TPN OPM di Papua Barat. ”Tapi berhasil kita tangkap, mereka (kelompok Pieter Manggaprow) membawa alat-alat komunikasi, memasok amunisi, HT dan perlengkapan serta mendukung logistik ke Kelompok Sipil Teroris (KST) di Maybrat sana,” jelas Cantiasa yang dijadwalkan akan melangsungkan serah terima jabatan Pangdam Kasuari, Senin (31/1) ini.
Lebih lanjut Pangdam mengungkapkan, Pieter Manggaprow saat ini telah menjalani proses hukum aparat kepolisian. ”Tuhan pasti marah kalau kita berbuat hal-hal yang tidak baik,” ujar Pangdam kepada wartawan. Cantiasa yang sudah memegang jabatan Panglima Komando Gabungan Wilayah (Pangkogabwil) III membawahi Kodam Patimura, Kodam Cenderawasih dan Kodam Kasuari ini menjelaskan, saat ini pemerintah gencar melakukan dialog dengan berbagai pihak. Papua sebagai tanah yang diberkati diharapkan semakin aman dan damai serta maju.
Mantan Danjen Kopassus ini mengatakan, pemerintah sedang gencar melaksanakan
dialog, termasuk para-para adat di Manokwari awal Desember 2021 lalu. Salah satu dari audiens yang hadir pada saat itu yaitu mantan tokoh aktivis OPM, John Norotow yang dulunya adalah seorang yang memperjuangkan Papua merdeka sampai di tingkat sidang umum PBB.
Namun kemudian John Norotow berbalik arah setelah mendengar langsung penegasan Sidang PBB bahwa Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Untuk itu kepada rekan-rekan semuanya saudara-saudara kita yang masih berseberangan yang masih memperjuangkan Papua merdeka ini mari kita hentikan. Untuk itu jangan buang-buang energi, mari kita segera membangun karena begitu banyak peluang kesempatan kita sebagai warga Papua, saya menghimbau karena kita ini bersaudara,” ajak Pangdam.
Ia juga menyinggung penyerangan terhadap anggota TNI di Maybrat yang hendak mengerjakan pembangunan jembatan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST). Cantiasa merasa kesal karena korbannya adalah TNI putra Papua asal Raja Ampat. “Sekali lagi dalam kesempatan ini saya berharap mari kita segera bangun tanah Papua, saya titip kepada seluruh masyarakat Papua Barat,” tandasnya.
Mantan Danrem 173/PVB Biak ini menghimbau kepada seluruh masyarakat bersatu membangun Papua Barat untuk masyarakat, anak cucu. ”Karena kita tidak bisa sendiri membangun tanah Papua ini. Kita butuh kerjasama karena merawat Papua ini sama dengan merawat Indonesia,” ujar Pangdam.
Ia menghimbau kepada kelompok masih berseberangan yang termakan isu mimpi-mimpi Papua merdeka untuk menghentikan perjuangan Papua Merdeka. Pangdam juga menegaskan secara de facto dan de jure, Papua ini bagian dari NKRI dan perhatian negara terhadap Papua saat ini juga luar biasa, pembangunan tidak hanya jawasentris atau mungkin di luar Papua tidak, saat ini sudah Indonesia sentris. (lm)