SORONG – Upaya demi upaya dilakukan Polres Sorong Kota demi peningkatan capaian vaksinasi di wilayah Kota Sorong, mulai dari pemberian sembako, antar jemput, hingga doorprize sepeda motor dan mobil. Kali ini, Polres Sorong Kota yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, masuk ke sekolah-sekolah.
Mengambil momen penting saat penerimaan raport siswa, para siswa maupun orang tua tidak diperbolehkan masuk bila tidak memiliki kartu vaksin. Disamping itu, Polres Sorong Kota telah menyiapkan gerai vaksin yang tersebar di 13 titik dan 8 titik diantaranya di sekolahan, sehingga orang tua dan siswa bisa vaksin sebelum mengambil raport, salah satunya SMK Negeri 3. Pantauan Radar Sorong, sejumlah orang tua protes lantaran tidak diizinkan masuk sebab tidak memiliki kartu vaksin.
Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan,S.IK,MH menjelaskan pihaknya sudah melaksanakan rapat dengan Dinas Pendidikan Kota Sorong dan mengacu pada edaran Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, dimana saat pengambilan raport wajib divaksin. Oleh sebab itu, Polres Sorong Kota membuka 8 gerai vaksin tepat saat penerimaan raport. “Jika ada siswa atau orang tua siswa yang belum vaksin, akan diarahkan untuk divaksin sebelum mengambil raport. Semoga dengan pembukaan gerai vaksin ini akan menambah capaian, karena saat ini masih sekitar 10 ribuan remaja tingkat SMP hingga SMA yang belum divaksin. Minimal kita bisa menambah 5 persen pencapaian vaksinasi di Kota Sorong,” jelasnya.
Diakui Kapolres, ia sudah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait pemeriksaan kartu vaksin kepada setiap orang tua maupun siswa. Dan, kegiatan tersebut sudah disosialisasikan. “Saat ini kita hanya memastikan dengan melakukan pengecekan. Saya juga sudah masuk ke kelas, memastikan bahwa mereka yang menerima raport ini sudah divaksin. Baik saat mengambil, atau ketika mau masuk ke sekolah juga terlebih dahulu diperiksa. Memang ada beberapa yang tertahan karena belum divaksin,” tuturnya.
Kedepannya, bila masih ada siswa tang belum divaksin, berarti siswa tersebut tidak bisa mengikuti proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka sangat disayangkan jika siswa tidak mau divaksin. “Artinya siswa tidak bisa mengikuti PTM dan ini sudah kami koordinasikan dengan Dinas Pendidikan. Insya Allah pada hari Senin (17/1) saya akan menyuruh jajaran untuk melakukan pengawasan guna memastikan siswa sudah vaksin,” tegasnya.
Selain itu, nantinya setiap sekolah dipasang aplikasi peduli lindungi. Dan nanti juga pada SMP bahkan SD, karena anak usia 6 hingga 11 tahun sudah bisa divaksin. “Saat ini Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat sudah memberikan imbauan bahwa untuk anak usia 6 hingga 11 tahun sudah bisa divaksin dan nanti akan kami laksanakan,” tandasnya. (juh)