Ada Dua Unit, Bantuan dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
WAISAI – Sebanyak 2 unit kapal berbahan jenis fiber terlihat terbengkalai berlabuh di dermaga apung, Falaya 2, kawasan pelabuhan penumpang, Kota Waisai, Raja Ampat. Diketahui kedua kapal tersebut, merupakan kapal yang dioperasikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Raja Ampat (R4). Kedua kapal tersebut, merupakan kapal bantuan dari Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi Republik Indonesia (RI).
Kedua kapal bantuan tersebut masing – masing memiliki nama kapal Pinguin dan Famini. Kapal Pinguin sendiri berlantai dua dibalut warna putih pada anjungan, warna biru muda bagian bodi kapal dan warna biru tua serta abu-abu bagian dasar kapal. Sedangkan, Famini sendiri dibalut warna putih pada bodi atas juga anjungan serta warna merah pada dasar kapal. kedua kapal itu pun masing-masing dilengkapi dua unit mesin dalam berbahan bakar jenis solar.
Meskipun, berbahan fiber serta dilengkapi dengan mesin dalam berbahan bakar jenis solar. Namun, kecepatan kedua kapal tersebut dinilai lambat serta tidak mampu dihantam gelombang. Apa lagi rencananya akan dioperasikan sebagai kapal penumpang khusus melayani aktivitas pelayaran bagi wisatawan di wilayah perairan Raja Ampat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dishub Raja Ampat, Lasiman, kepada Radar Sorong Jumat lalu dirinya membenarkan, Dinasnya telah dibantu dua unit kapal berjenis fiber bernama Pinguin dan Famini dilengkapi mesin dalam berbahan bakar jenis solar yang sementara diberlabuhkan didermaga Falaya dua, Pelabuhan Waisai, Raja Ampat.
Dikatakan Lasiman, ihaknya mendapatkan bantuan dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. “Jadi, kedua bantuan kapal itu diberikan tujuanya berfungsi untuk melayani masyarakat dan wisatawan di wilayah perairan Raja Ampat, tapi tidak bisa memenuhi waktu pengeporasiannya karena kapalnya lambat. Apalagi kondisi perairan di Raja Ampat sering berubah-ubah kadang teduh juga kadang berombak. Nah, kalau dioperasikan di perairan muara-muara yang tidak ada ombak boleh cocok karena airnya teduh. Makanya Raja Ampat tidak bisa mengoperasikan kapal-kepal sejenis dari keduanya,” ungkap Lasiman.
Disinggung adakah rencana pihaknya mengembalikan kedua kapal tersebut, Jawab Lasiman, tidak bisa dikembalikan lagi, maka kedua kapal tersebut akan tetap dioperasikan untuk melayani masyarakat di perairan wisata yang jarak tempuhnya saling berdekatan satu dengan yang lainnya.
“Kemungkinan, wilayah pengoperasian kedua kapal itu sepertinya cocok diperairan teluk dan perairan lain yang jarak tempuhnya tak begitu jauh serta saling berdekatan. Sehingga bisa secara masksimal dioperasikan. Namun, kapan dioperasikan, yang pastinya belum sekarang, karena kita masih menunggu kunjungan wisatawan normal dulu kembali,” terang Lasiman. (hjw)