Berinovasi di Kampung Waigama dan Salafen
WAISAI -” Ko sa pu orang” adalah singkatan kata dari kotoran sapi menjadi pupuk organic. Digagas anak muda berdarah Ambon, Maluku, yang berdomisili di Kampung Saonek, Ibu Kota Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat. Sahib Sangadji namanya, yang saat ini bertugas sebagai penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kampung Waigama Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat.
Kini lelaki yang kerap disapa Sahib itu, dalam mengisi tugasnya sebagai penanggungjawab program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas kampung Waigama Distrik Misool Utara sebagai salah satu peserta Aktualisasi Latsar CPNS dilingkungan Pemkab Raja Ampat.
Maka dirinya tengah berusaha membuat sebuah inovasi yaitu mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik yang diberi nama “Ko sa pu orang” di wilayah kerja Puskesmas Waigama tepatnya di Kampung Waigama dan Kampung Salafen Distrik Misool Utara Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Inovasi tersebut mulai dikembangkan sejak ia menemukan masalah kesehatan lingkungan ketika sedang bertugas, yang disebabkan karena kotoran sapi berserakan di sepanjang ruas-ruas jalan utama kampung. Oleh karena itu, ia berinisiatif untuk membuat pupuk organic dan mendapat dukungan langsung dari Kepala Puskesmas Waigama, dr. Maryens Lopulalan maupun masyarakat setempat.
Ditemui Radar Sorong disalah satu cafe di kawasan Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Waisai, Minggu, (19/12) Sahib Sangadji mengatakan, inovasi ini mulai di wujudkannya pada masa dirinya tengah mengikuti Aktualisasi Pendidikan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Raja Ampat yang diselenggarakan pada masa habituasi di Puskesmas Waigama pada pertengahan bulan November hingga pertengahan bulan Desember.
Dalam meningkatkan inovasi ini, pihaknya tak lupa untuk memberdayakan masyarakat, sehingga prodak ini dapat menjadi sebuah industri kecil ataupun UMKM yang bergerak di bidang perpupukan. “Dimana inovasi ini didukung oleh Pihak Puskesmas, Pemerintahan Distrik Misool Utara dan Pemerintahan Kampung Waigama dan kampung Salafen. Tak hanya itu, kami berharap inovasi kami ini bisa didukung penuh pemerintah kabupaten Raja Ampat melalui dinas terkait,” tandas Sahib harap. (hjw)