Hingga 17 Desember Booking Seat Maskapai Hanya 28,7 Persen
SORONG – Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, pemesanan tiket atau booking seat pada beberapa maskapai baru mencapai 28,7 persen, bahkan ada maskapai yang sampai saat ini belum menerima booking seat.
Kepala Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Cece Tarya mengatakan, berdasarkan laporan dari masing-masing maskapai, di tanggal 17 Desember dari Garuda Indonesia, Lion, Batik, Wing Air, Sriwijaya dan Citylink bahwa rata-rata dari okupansi seat pesanan baru 28,7 persen dan yang tertinggi baru di tanggal 17 saja.
“Sementara tanggal berikutnya hanya dibawah 28 persen. Bahkan ada maskapai yang belum ada booking seat. Sehingga tidak ada khawatiran soal ketersediaan seat,”ujar Kabandara.
Sementara itu, menyambut Natal 25 Desember dan Tahun Baru 2022, Bandara DEO Sorong siap siaga dengan pelayanan diantaranya membangun Posko Siaga Nataru. Dimana akan ada petugas akan standby untuk melayani penumpang yang akan melakukan perjalanan menggunakan moda udara. Serta pemasangan cctv untuk pengamatan mobilitas penumpang di Bandara DEO Sorong selama Nataru.
“Kami mempersiapkan dimana, sudah ada surat edarang dari Kementerian Perhubungan Khusus Dirjen Perhubungan terkait kesiapan masing-masing 52 bandar udara dibawah koordinasi pusat dipantau langsung dari Jakarta. Kami sudah siapkan unit cctv didalam terminal yang setiap saat memantau bagaimana pergerakan mobilisasi masyarakat pengguna jasa bandar udara dari mulai tanggal 17 Desember 2021 sampai dengan tanggal 4 Januari 2022,” jelas Kepala Bandara DEO Sorong, Cece Tarya kepada media ketika jumpa pers di kantornya, Selasa (14/12).
“Untuk itu hari ini kami bermaksud menginformasikan terkait data penerbangan. Antusias masyarakat tahun ini jelang Nataru, dari data rekapitulasi yang kami koordinasikan dengan masing-masing maskapai bahwa ketersediaan seat masih sangat tersedia dari mulai tanggal 17 hingga tanggal 4. Berdasarkan booking masyarakat di masing-masing maskapai. Tentunya akan meningkat, namun itu jadi dasar kami mempersiapkan diri jika terjadi lonjakan,” sambungnya.
Kabandara DEO juga menegaskan, tidak ada tambahan penerbangan, tidak ada extra flight untuk satu destinasi. “Artinya diserahkan pada jadwal rutin yang tersedia,” ujarnya.
Ia menambahkan setiap penumpang ketika ingin masuk Bandara DEO Sorong, harus mengisi NIK di 3 tempat Validasi vaksin di Pedulilindungi. Sehingga tidak ada alasan bagi mereka yang tidak memiliki HP Android. Kemudian para penumpang secara otomatis mendapatkan print bukti hasil validasi vaksin yang akan digunakan untuk masuk ke dalam Bandara DEO Sorong.
Kabandara menambahkan, untuk pengguna jasa transportasi udara wajib memiliki vaksin minimal dosis 1 dengan test PCR berlaku 3×24 jam. Sedangkan yang sudah vaksin dosis 2, bisa pakai hasil test rapid antigen 1×24 jam. Kalau mengacu SE Kemenhub nomor 96 yang mendasari atau merefresh SE nomor 21 tahun 2021 diratakan bahwa untuk baik yang dosis 1 dan dosis 2 boleh gunakan hasil test rapid antigen 1×24 jam.
“Karena setelah divalidasi dengan PCR dan ini menjadi masalah di lapangan karena ketersediaan laboratorium PCR yang tidak tersedia. Menjadi ironis, misalnya penumpang kita yang origin berangkat menuju Jawa dan Bali itu 1.500 penumpang. Setelah dikonfirmasi di Kota Sorong hanya 2 lab PCR di RSAL dan RS Pertamina kemudian itu terbatas karena per hari hanya melayani 200 saja. Bagaimana yang 1.300 lainnya?. Ini yang kami koordinasikan dengan KKP, dan dokter untuk surat keterangan bahwa ada keterbatasan kuota test PCR. Sehingga diijinkan untuk menggunakan hasil test antigen,” pungkasnya.
Terkait cuaca di bulan Desember-Januari, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I DEO Sorong BMKG Papua Barat Indar Adi Waluyo, S.Si menambahkan bahwa Kota Sorong merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kategori non zom.
“Sebagian besar wilayah provinsi Papua Barat di bulan Desember 2001 hingga Januari 2022 diprediksi mengalami curah hujan menengah hingga tinggi,” katanya.
Ia mengimbau masyarakat agar Rencanakan seluruh rencana perjalanan dengan menggunakan serta mengupdate informasi dari BMKG. Waspada terhadap setiap perubahan cuaca yang terjadi di Provinsi Papua Barat yang terdampak langsung terhadap Keselamatan Penerbangan. “Pastikan informasi cuaca yang didapat hanya melalui BMKG,” tegasnya.(zia)