JAYAPURA – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Papua menetapkan 8 orang sebagai tersangka yang terlibat dalam aksi pengibaran Bendera Bintang Kejora di GOR Cenderawasih, Rabu (1/12). Penyidikan kasus tersebut berdasarkan Laporan Polisi LP/ A / 182 / XII / 2021 /SPKT.Ditreskrimum/Polda Papua tertanggal 1 Desember 2021. Delapan orang tersebut ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik melakukan pemeriksaan intensif serta gelar perkara yang dipimpin langsung Dir Reskrimum Polda Papua Kombes Pol. Faisal Ramandani.
Untuk tersangka MY alias M berperan sebagai pemimpin aksi dan pengibar bendera BK di GOR Cenderawasih, membuat bendera BK dan spanduk serta pemimpin rapat tanggal 30 November 2021 di sekitar Asrama Maro terkait persiapan aksi Pengibaran Bendera BK dan longmarch di GOR Cenderawasih menuju kantor DPRP Papua dan ketujuh lainnya.
Sedangkan ketujuh tersangka lainnya berinisial MSY, YM MK, BM, FK, MP dan MW, ikut dalam pengibaran bendera BK serta longmarch dari GOR Cenderawasih menuju kantor DPRP Papua, mengikuti rapat tanggal 30 November 2021 di Asrama Maro dan longmarch di GOR Cenderawasih menuju kantor DPRP Papua serta membentangkan spanduk dan ikut menyanyikan lagu serta meneriakkan “PAPUA MERDEKA” selama longmarch.
Untuk diketahui bahwa kejadian tersebut berawal Pada hari Selasa, 30 November 2021 sekitar pukul 17.00 WIT, bertempat disekitar Asrama Maro Padang Bulan yang dihadiri kurang lebih 20 orang pemuda/pemudi telah dilakukan pertemuan untuk merencanakan pelaksanaan kegiatan memperingati HUT West Papua ke-60 pada tanggal 1 Desember yang akan dilaksanakan dihalaman Gor Cenderawasih Jayapura dengan cara menaikan bendera Bintang Kejora.
Kemudian pada Rabu tanggal 1 Desember 2021, sekitar pukul 13.00 WIT, 8 orang ini melakukan mengibarkan bendera Bintang Kejora di GOR Cenderawasih Kota Jayapura, kemudian longmarc menuju Kantor DPRP Papua. Saat melintasi depan Polda Papua, para pemuda tersebut diamankan dengan membawa bendera Bintang Kejora dan spanduk yang bertuliskan Indonesia segera membuka akses bagi tim investigasi komisi tinggi HAM PBB ke West Papua serta menyanyikan “Kami bukan merah putih, kami bukan merah putih, kami Bintang Kejora”.
Polda Papua menyebut ada enam daerah Bintang Kejora dikibarkan diantaranya Kabupaten Mamberamo Tengah, Puncak, Pegunungan Bintang, Intan Jaya, Deiyai di Waghete yang dulu termasuk kedalam wilayah Kabupaten Paniai, dan Kota Jayapura. Saat ini kasus tersebut dalam penyelidikan aparat kepolisian setempat.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Drs. Ahmad Musthofa Kamal,SH mengatakan, berdasarkan bukti yang diperoleh maka patut diduga kuat bahwa pada tanggal 30 November 2021 sekitar pukul 17.00 WIT bertempat di sekitar Asrama Maro telah terjadi perencanaan/niat. Kemudian pada tanggal 1 Desember 2021 sekira pukul 13.00 WIT bertempat di Halaman GOR Cenderawasih telah terjadi peristiwa hukum yang dapat dikategorikan sebagai Tindak Pidana yang dilakukan oleh 8 (delapan) orang tersangka sebagaimana dimaksud pasal 106 KUHP Jo Pasal 110 KUHP Jo Pasal 87 KUHP tentang permufakatan untuk melakukan kejahatan terhadap keamanan negara (Makar). “Saat ini kedelapan tersangka tersebut telah ditahan di Rutan Mapolda Papua untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut. Penahan berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor 197, 198, 199, 200, 201, 202, 203 dan 204, tanggal 2 Desember 2021,” jelas Kamal. (al)