Sales Branch Manager Pertamina : Jangan Panic Buying! Stok BBM Ada!
SORONG – Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) yang langka di SPBU membuat antrian kendaraan di SPBU kembali mengular. Daripada antri sampai berjam-jam, sejumlah warga seperti sopir truk dan lainnya akhirnya memilih ke Kabupaten Sorong untuk antri di SPBU Pawbili. “Di Kota parah (sambil memeragakan “iris leher’),” ujar salah satu sopir truk kepada rekannya yang menanyakan dari kota kenapa antri di SPBU Pawbili.
Begitu susahnya mendapatkan BBM karena harus antri panas-panas dibawa siang terik, menimbulkan berbagai spekulasi akan penyebab langkanya stok BBM di Kota dan Kabupaten Sorong. Pantauan Radar Sorong, antrian panjang di sejumlah SPBU seperti terlihat di SPBU Km 9 pukul 11. 32 WIT. Sementara di SPBU Paw Bili, ternyata stok BBM habis lebih cepat dari jam bisanya. ”Maaf Premium Masih Dalam Pengiriman”, bunyi pengumuman yang dipasang pengelola SPBU Paw Bili. Saat beberapa pengendara memasuki halaman SPBU, langsung disambut lambaian tangan pertanda BBM sudah habis pada pukul 16.28 WIT.
Salah satu warga, Riko mengaku bahwa sebelumnya ia dan teman sempat membeli di pedagang BBM eceran namun harganya terlalu mahal. ”Kita mau isi di yang jalan-jalan itu (pedagang BBM eceran) tapi harga mahal sekali. Masa yang hanya Rp 15 ribu, dong (mereka) jual sampai Rp 30 ribu. Karena mahal jadi tong (ia dan temannya) langsung ke SPBU ternyata habis,” ucapnya ketika ditemui di SPBU Paw Bili.
Pengendara lainnya, Sity mengaku kesal terhadap pelayanan Pertamina karena ia sudah lelah keliling mencari BBM hingga sepeda motor yang digunakan kehabisan BBM. ”Bilang bos Pertamina, saya mo beli bensin susah. Katanya tidak langka, saya punya langganan tidak jualan 2 hari,” ketusnya.
Ia mempertanyakan apakah kekosongan BBM karena Pertamina hendak menaikkan harga BBM, ataukah ada kepentingan oknum lainnya yang disengaja. Harga jenis BBM Premium Rp 6.450/liter, Rp Solar 5.150/liter, Rp Pertalite 7.850/liter, Rp Pertamax 9.200/liter, Rp Dexlite 9.700/liter dan Pertamina Dex Rp 11.350/liter. ”Bilang dong stop main minyak. Jangan bilang dong mau kasih naik BBM lagi dengan alasan harga minyak naik-lah, bahan baku berkurang-lah. Alasan mau kasih naik BBM, atau ada oknum yang main kah. Taralama kita balik pakai sepeda,” ketusnya lagi.
Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Papua Barat, I Made Mega Adi Sanjaya kepada Radar Sorong mengatakan bahwa stok BBM di Kota Sorong saat ini masih ada, namun keadaan sedang dimanfaatkan oknum. ”Tadi ada yang goreng isu BBM naik mba. Ada oknum yang memanfaatkan, jadi masyarakat resah. Kepanikan yang berlebih, jadi semua beli BBM melampaui batas keperluan,” kata I Made, Jumat, (5/11) malam. ”Kita tetap menyalurkan ke SPBU dan SPBU wajib menyalurkan ke masyarakat. Saya imbau masyarakat jangan panik. Ketika masyarakat panik maka akan menimbulkan panic buying. Membeli BBM itu jangan berlebihan, cukup kebutuhan sehari-hari. Misalnya masyarakat hanya butuh 10 liter, jangan sampai beli 20 liter. Jangan menimbun BBM,” imbuhnya.
Menurutnya, antrean terjadi karena efek Panic Buying akibat isu kelangkaan BBM, juga karena dalam minggu ini permintaan masyarakat akan BBM meningkat. ”Sementara Minggu ini kita sudah merapikan antrean di pengguna solar namun tetap terjadi berulang. Kita hanya sampai ranah ke SPBU, kalau sudah di luar SPBU tidak punya ranah ke sana,” katanya.
Made menegaskan stok BBM tetap ada di Depot Pertamina. Jika habis di SPBU itu bukan kosong, tetapi masih dalam waktu pengiriman. ”Sebelumnya kita salurkan pada jam 5 pagi. Dan juga saat ini kita salurkan produk solar pada jam 5 pagi agar menghindari kemacetan di jalan raya. Kita memprioritaskan kondisi stok yang sudah menipis di SPBU, sehingga malam ini kita salurkan BBM agar masyarakat tidak panik,” tegasnya. Pantauan Radar Sorong, Jumat (5/11) malam, di SPBU Km 9 sudah buka lagi untuk melayani pembelian BBM dan antrean kendaraan untuk mengisi BBM kembali terjadi hingga di badan jalan.
Made menambahkan, antrean biasanya terjadi di BBM Biosolar karena biasanya terjadi peningkatan proyek atau kegiatan masyarakat dalam pembangunan. ”Nah ini yang mengakibatkan terjadinya antrean panjang di SPBU. Kemarin saya sudah tertibkan, jangan sampai pembelian berulang di satu SPBU. Maksimal pembelian BBM solar untuk truk 80 liter, 60 liter untuk double cabin, 40 liter untuk pick up biasa,” jelasnya sembari menambahkan BBM yang termasuk bensin yaitu Pertalite, Pertamax, sedangkan gas oil yakni Biosolar, Dexlite, Pertamina Dex. ”Bensin rata-rata 10-15 ton setiap hari. Kalau Pertamax tergantung stok SPBU, kadang-kadang 5 ton, kadang juga gak beli. Pertamax itu SPBU sendiri memiliki kebijakan untuk membeli BBM. Jika SPBU sudah habis stoknya dia bisa menebus. Namun kalau masih ada berarti dia tidak menambah stok,” jelasnya.
Dia menegaskan, penyaluran BBM dari Depot ke SPBU lancar. Sementara kapal dari Wayame untuk minggu ini sedang dalam perjalanan. ”Dan saat ini kapal memuat BBM jenis Pertalite, Biosolar dan Pertamax dengan total produk 6.000 ton yang akan disalurkan dari Wayame sedang dalam perjalanan. Kapal tersebut akan bertandang di Sorong dalam waktu 2×24 jam. Namun di depot Sorong masih ada stok, tetap kita stok BBM untuk SPBU. Kita wajibkan SPBU jangan sampai menahan BBM. Sudah kita salurkan BBM kepada masyarakat sesuai kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Made menegaskan, sia sudah pastikan ke SPBU agar melakukan penyaluran sesuai ketentuan. Jika SPBU tidak melakukan penyaluran sesuai ketentuan, Pertamina akan memberikan sanksi juga surat peringatan. ”Kita pernah mendapatkan temuan dan kita berikan sanksi di salah satu SPBU, dan kita berikan surat peringatan serta penutupan dan pengembalian subsidi,” ujarnya.
Pertamina juga telah menertibkan pembelian BBM yang tidak wajar, seperti pembelian BBM berulang. ”Pembelian BBM berulang itu tidak kita berikan. Biasanya BBM berulang itu dibeli oleh oknum-oknum tertentu untuk dijual kembali. Ini sudah kita sampaikan kepada petugas kita di lapangan dan petugas SPBU agar tidak melayani konsumen seperti itu,” tandasnya Ia mengimbau masyarakat agar jangan panik, BBM selalu ada di Pertamina. ”Panic Buying menjadikan kondisi tidak kondusif,” tegasnya.
Pihaknya lanjut I Made, sudah menempatkan petugas di SPBU sebagai bentuk pengawasan terhadap oknum-oknum. ”Kami tidak membatasi penjualan BBM. Jika ada temuan, kita akan sampaikan ke SPBU. Jika mereka ada trik penjualan dari BBM itu tidak kami sarankan,” tegasnya. Ia juga melibatkan pihak berwajib atau kepolisian dalam pengawasan. ”Kita tetap koordinasi dengan pihak kepolisian dalam pengawasan, untuk menjaga terkait dengan penyaluran BBM,” pungkasnya.
Sementara itu, Unit Manager Communcation Relations & CSR Regional Papua Maluku, Edi Mangun, kepada Radar Sorong mengatakan bahwa terkait dengan apa yang terjadi di SPBU di kota Sorong dan sampai juga di Kabupaten Sorong bahwa memang akhir-akhir ini di Fuel Terminal Depot Pertamina Sorong sedang sibuk mengatur stok dan distribusi karena ada kendala pada rotasi kapal-kapal tangker Pertamina yang berlayar di wilayah Maluku-Papua.
”Ketika cuaca buruk maka keterlambatan kapal itu bergerak dari satu titik ke titik yang lain itu menyebabkan rangkaian keterlambatan itu bisa terjadi. Dan Alhamdulillah setelah sore ini teman-teman di Jayapura kemudian di terminal integrated Wayame, kemudian di Sorong dan depot-depot lain berkoordinasi, dapat kami pastikan bahwa kondisi yang terjadi hari ini Insyaallah dapat diselesaikan dan kembali normal pada besok hari dan pada malam hari ini semua agen dan juga SPBU Pertamina yang jadi mitra akan kami supply akan kami distribusi sehingga kondisi yang terjadi hari ini menjadi kembali normal pada besok hari,” jelasnya.
Edi mengatakan bahwa mengatur distribusi BBM ini tidak semudah apa yang mungkin orang katakan atau tidak semudah kita membawa motor atau mobil kemudian membuka penutup tangki dan kemudian isi nosel SPBU. ”Tetapi distribusi memiliki ketergantungan yang luar biasa terhadap faktor alam dan juga kesiapan kapal tanker pengangkut BBM itu sendiri,” ucapnya.
Setelah koordinasi terakhir sore ini yang di bawah pimpinan eksekutif Pertamina bahwa semua itu bisa diupayakan kembali normal karena diperkirakan tanggal 7 November kapal tangker akan masuk di terminal Fuel Sorong dengan membawa BBM untuk masyarakat, baik BBM subsidi atau non subsidi atau yang dapat kita distribusikan. ”Walau pun kapal akan tiba tanggal 7, tentu dengan stok yang masih ada di Fuel Terminal Sorong akan didistribusikan hingga malam ini,” tegasnya.
Edi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan akibat BBM dan ia juga meminta agar masyarakat memahami Pertamina dalam penyaluran BBM. ”Terkait apa yang terjadi pengertian mohon maaf kepada semua masyarakat karena kami sangat berharap sangat yakin bahwa masyarakat juga pasti memaklumi mengetahui akan kerja berat yang dilakukan oleh Pertamina dalam mendistribusikan BBM hingga ke pelosok negeri,” pungkasnya. (zia)