AIMAS – SKK Migas memastikan kegiatan eksplorasi akan dilaksanakan pada April 2022. Komitmen tersebut dibuktikan dengan langkah awal SKK Migas merampungkan permasalahan lahan yang akan menjadi titik eksplorasi salah satu sumur. Yakni sumur Markisa yang berada di lahan milik keluarga Malagam.
Rencana eksplorasi hulu migas turut mendapat dukungan dari keluarga Malagam sebagai pemilik tanah sekaligus pemilik Ulayat.
“Saya mewakili keluarga Malagam menyambut baik jalannya proses eksplorasi migas. Makanya saya sampaikan, jangan lama, kalau bisa sebelum Desember lahan urusan lahan sudah siap,” ujar pemilik lahan, Musa Lazarus Malagam.
Disampaikan Malagam, bahwa pihaknya juga siap membantu SKK Migas ketika terjadi permasalahan terkait lahan tersebut saat melakukan eksplorasi di sana. Hal tersebut ia lakukan demi merubah citra masyarakat yang selama ini terkesan menolak kegiatan hulu migas.
Kepala Departemen Hubungan Masyarakat Perwakilan SKK Migas Pamalu, Galih Agusetiawan menuturkan, setelah mendapatkan dukungan dari pemilik lahan, selanjutnya tim akan melakukan proses pengadaan tanah. Namun sebelumnya akan dilakukan perhitungan, pengukuran dan evaluasi oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
Hasil penilaian KJPP tersebutlah yang nantinya akan menjadi dasar penggantian tanaman tumbuh kepada pemilik lahan.
Rencananya SK kami gas akan melakukan Eksplorasi pada tiga sumur, yakni sumur Markisa, Sumur Buah Merah, dan Sumur Kimbo. Kemudian pada satu sumber development yakni Sumur X9 di Salawati.
Untuk kegiatan eksplorasi Migas, luasan tanah yang dibutuhkan sekitar 2,5 sampai 3 hektar, atau masih di bawah 5 hektar. Namun kebutuhan luasan tanah untuk kegiatan eksplorasi juga akan disesuaikan dengan kondisi bidang tanah.
“Tergantung situasi, apakah lahan itu miring atau mungkin lahan susah diratakan, dan sebagainya. Yang jelas masih di bawah 5 hektar. Tapi untuk rencana pengeboran Sumur Markisa ini kita butuh hanya 3,4 hektar,” turut Galih.
Communication Relation & CID PT Pertamina EP Cepu Regional 4 Zona 14 Papua Field, Hariyanto membeberkan, Timeline penilaian KJBB rencananya akan dilakukan pada minggu pertama dan kedua bulan Desember. Kemudian penyelesaiannya pada minggu ketiga dan keempat Desember. Sehingga diharapkan pada awal Januari sudah bisa dilakukan land clearing.
SKK Migas menargetkan, kegiatan eksplorasi Alan dilaksanakan bersamaan di empat sumur tersebut. Sebab jika hanya satu kegiatan eksplorasi yang jalan, maka terkesan kurang ekonomis.
Disinhibition terkait keterlambatan kegiatan eksplorasi migas kali ini, Galih menampik. Menurutnya, tidak terlambat, tetapi memang menyesuaikan dengan situasi COVID-19. Sebab tidak hanya di Papua Barat, kondisi tersebut juga terjadi di daerah lain. Apalagi SKK Migas harus memastikan urusan tanah rampung sebelum kegiatan eksplorasi dilakukan.
“Perangkat akan masuk ke suatu daerah ketika urusan lahan sudah clear. Jangan sampai perangkat sudah siap tapi lahannya belum ada, atau lahan masih bermasalah. Maka pengeboran tidak akan mungkin terjadi,”
Ditambahkan Galih, saat ini telah dijadwalkan setiap minggu untuk mengadakan rapat majelis pemboran untuk membicarakan kapan pengeboran bisa dilakukan. Untuk Targetnya sendiri sudah jelas dikatakan bahwa akan dilakukan pada bulan April 2022 untuk sumur Markisa. (ayu)