Oleh : Suri Caroline Burdam*)
BERADA di zona hijau dengan Nol penderita Covid-19, serta adanya kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke Raja Ampat, 27 Oktober 2021, menandakan kunjungan wisatawan ke Surga. Terkahir ini telah dibuka dan pariwisata Raja Ampat siap bangkit kembali. Melanda Papua Barat sejak Pebruari 2020, Pandemi Covid-19 telah menghancurkan ekonomi Kabupaten Raja Ampat karena tidak ada wisatawan yang berkunjung kesini karena adanya kebijakan pembatasan kunjungan wisatawan oleh pemerintah pusat baik lockdown maupun PPKM, untuk menekan lajunya penyebaran virus Covid-19.
Menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan yang memiliki effek ganda, dengan tidak adanya kunjungan wisatawan telah memberikan dampak besar yang sangat terasa, penerimaan menurun drastis.
Menurut data dari Dinas Pariwisata Raja Ampat, statistik kunjungan wisatawan ke Raja Ampat tahun 2019 tercatat mencapai 24.090 wisatawan mancanegara sedangkan wisatawan nusantara mencapai 22.285, namun dengan adanya pembatasan kunjungan, pada tahun 2020, hanya tercatat 1.498 wisatawan saja yang berkunjung ke Raja Ampat. Kunjungan pada akhir tahun 2020 agak meningkat seiring dengan adanya sosialisasi virtual Pesona Bahari Raja Ampat 2021, pada tanggal 20-21 November 2020. Akan tetapi jumlah wisatawan kembali menurun sejak berlangsungnya PPKM Nasional dan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 Indonesia.
Mengatasi hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreaktif tentu tidak tinggal diam, melalui progam CHSE, Kemenprekarf mengajak seluruh daerah yang memiliki destinasi wisata unggulan untuk segera memberlakukan protokol tersebut, yang diharapkan untuk memperbaiki perekonomian di daerah setempat. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung di Raja Ampat pada tahun 2021. Sejak berlangsungnya progam CHSE. Peningkatan yang dialami sepanjang 2021 telah tercatat 2.107 wisatawan pada total kunjungan dari mancanegara dan domestik.