Setara D1, Bisa Melanjutkan S1 PG PAUD hanya 6 Semester
SORONG – Guna meningkatkan kapasitas tenaga pendidik, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kementerian Desa (Kemendes) bersinergi dengan Universitas Terbuka (UT) Sorong untuk melatih para guru pendamping muda PAUD di Kabupaten Sorong. Kini, sebanyak 40 guru pendamping muda PAUD telah bersertifikat setelah menempuh pelatihan selama 8 bulan di Universitas Terbuka.
Kegiatan penyerahan sertifikat program sertifikat guru pendamping muda PAUD berlangsung dengan protokol Covid-19 secara ketat.
Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal, Bonivasius P. Ichtiarto, S.Si.,M.Eng menjelaskan di Papua Barat, Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah tertinggal sehingga dalam penuntasan daerah tertinggal ada 6 dimensi dan 20 indikator, salah satu dimensinya adalah sumber daya manusia dan indikatornya adalah pelayanan pendidikan dasar, salah satunya adalah anak maupun guru PAUD.
“Khusus di Kabupaten Sorong yang kami bina ini PAUD, dengan berkoordinasi bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, kami minta 40 orang guru PAUD yang masih berijazah SMA dan guru PAUD swasta yang bisa kita tingkatkan kapasitasnya,”jelasnya kepada Radar Sorong, Selasa (23/11).
Untuk meningkatkan kapasitas guru, sambung Bonivasius ia membuat program D1 dengan menggandeng Universitas Terbuka Sorong untuk merancang pembelajaran dan pelatihan sesuai dengan standar dari Universitas Terbuka sehingga para guru PAUD ini mendapatkan sertifikat D1.
“Sertifikat ini tentunya penting bagi para guru PAUD lantaran ketika guru ingin melanjutkan S1 maka mereka dapat mengambil 6 semester saja atau perkuliahan selama 3 tahun,”ujarnya
Dengan meningkatkan kapasitas guru, tambah Bonivasius guru dapat memiliki sertifikat untuk mengajar dan guru tidak lagi asal untuk mengajar. Tujuannya, agar anak usia dini mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan amanat pemerintah. Kelanjutan program ini, yakni pihaknya akan membantu dengan meningkatkan PAUD.
“Misalnya dengan alat bantu mengajar guru karena dana desa atau dana Kampung dapat dimanfaatkan baik untuk insentif para gurunya maupun bahan peragaan bahkan bisa digunakan untuk membangun PAUD tersebut. Kami juga berharap adanya sinergitas dari Pemerintah Kabupaten dengan memberikan perhatian berupa pemberian APBD,”tandasnya.
Ketua LPPM Universitas Terbuka, Dra. Dewi A.P Putri, MA.,Ph.D menuturkan peserta pelatihan ini awalnya merupakan lulusan SLTA biasa tetapi karena kondisi sehingga mereka harus mengajar di PAUD. Melihat hal ini, Kemendes meminta UT untuk bisa memberikan pelatihan atau disebut program sertifikat guru pendamping muda PAUD.
Program ini berlangsung selama 6 bulan ditambah 2 bulan untuk uji kompetensi. Nanti, setelah peserta sudah memiliki sertifikat maka bisa melanjutkan ke S1 PG PAUD di Universitas Terbuka Sorong,
“Jadi, untuk program sertifikat ini dihargai dan mereka bisa melanjutkan di S1 PG PAUD hanya 6 semester. Di sini tidak ada batas usia dan nama-nama peserta ini didapatkan dari Dinas Pendidikan kemudian diserahkan ke Kemendes untuk mendapatkan beasiswa,”ujarnya.
Ia berharap 40 peserta ini dapat melanjutkan ke S1 PG PAUD sehingga Dewi mengimbau agar Pemerintah Daerah atau pihak lainnya dapat memberikan dana agar para guru bisa menyelesaikan S1 nya.
Perwakilan 40 peserta, Yosep Sorlury mengatakan 40 peserta ini merupakan sebagian kecil dari guru lainnya yang masih menunggu giliran pelatihan. Sehingga ia berharap agar para guru yang belum mengikuti pelatihan dalat menjadi perhatian.
“Karena, tidak mungkin PNS yang tinggal di kota mau bekerja ke kampung, yang bisa membangun kampung adalah mereka yang berasal dari kampung. Maka, jangan hanya pegawai negeri yang diperhatikan tetapi yang sudah merintis pendidikan sejak awal dapat diperhatikan juga,”ujarnya.
Yosep menuturkan 40 peserta yang mengikuti pelatihan ini menempuh jalan yang cukup melelahkan untuk bisa berlatih.
“Ada yang naik dan turun gunung dan menempun perjalanan berjam-jam bahkan mandi lumpur baru tiba ditempat untuk mengikuti kegiatan ini demi kecintaan terhadap anak-anak sebagai generasi bangsa,”ungkapnya
Sebab, tambah Yosep, bangsa yang kuat karena memiliki pondasi yang kuat dan pondasi itulah para generasi muda. Sedangkan kuatnya pondasi berasal dari tukang yang handal, dan tukang yang handal yakni guru.(juh)