SORONG – Fenomena gerhana Bulan sebagian yang terjadi pada Jumat (19/11) merupakan gerhana bulan yang istimewa lantaran memiliki durasi yang lama (panjang) pada abad 21 atau tahun 2021 ini. Demikian diungkapkan Kepala Stasiun Geofisika Sorong Rully O. Hermawan, S.Kom,M.Kom kepada Radar Sorong.
Terbilang istimewa, lantaran fenomena gerhana Bulan sebagian tersebut terjadi sejak awal fase gerhana sebagian sampai dengan akhir fase sebagian akan berlangsung selama 3 jam 29 menit 1 detik. Di wilayah Indonesia yang dapat menyaksikan gerhana paling lama adalah di wilayah Papua dan Papua Barat, yaitu dari fase puncak gerhana sampai dengan akhir fase penumbra akan berlangsung selama 3 jam 2 menit 33 detik.
Kepala Stasiun Geofisika Sorong Rully O. Hermawan menjelaskan gerhana bulan berbeda dengan gerhana matahari. Dimana, gerhana matahari dibutuhkan alat bantu sebagai pelindung mata sementara gerhana bulan secara umum tidak membutuhkan alat bantu yang menjaga mata.
”Jadi, untuk wilayah Sorong dengan mata telanjang, kita bisa menyaksikan gerhana bulan sebagian. Dimana, gerhana bulan ini istimewa karena waktunya cukup panjang. Apalagi, Papua yang mewakili panjangnya waktu dibandingkan dengan Indonesia Barat,”jelasnya, kemarin.
Stasiun Geofisika (BMKG) Sorong, sambung Rully melaksanakan pengamatan menggunakam teropong sebagai alat bantu. Dan, berdasarkan hitungan Stasiun Geofisika, Gerhana bulan sebagian terjadi sebanyak 4 kali dalam tahun 2021.
Gerhana bulan adalah fenomena alam yang terjadi ketika cahaya Matahari yang menuju ke Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan Purnama.
Jenis dan durasi gerhana Bulan bergantung pada jarak bulan terhadap simpulnya di orbit. Gerhana bulan sebagian ini tidak berbahaya bagi mata dan tidak berhubungan dengan bencana apapun juga. (juh)