MANOKWARI – Sebanyak 1.224 dosis vaksin AstraZeneca tak sempat digunakan dan telah kadaluwarsa atau expired date terhitung 31 Oktober 2021. Yang kadaluwarda ini baru dari Manokwari, belum termasuk di beberapa kabupaten/kota lainnya.
“Selain di Provinsi Papua Barat (Manokwari) juga ada expired date di beberapa kabupaten. Belum semua kabupaten melaporkan vaksin yang expired date,” kata Luluk Irma Safitri Riani, AMd, Penanggung Jawab Distribusi Logistik Vaksin Covid-19 pada Instalasi Farmasi Provinsi Papua Barat.
Ditemui di sela-sela vaksinasi massal di halaman kantor gubernur, Selasa (23/11), Luluk menjelaskan, vaksin AstraZeneca yang kadaluwarsa tersebut masa edarnya di Manokwari tak sampai sebulan. Tiba pada awal Oktober sedangkan massa expired date-nya 31 Oktober. Luluk menjelaskan, masa berlaku vaksin AztraZeneca selama 3 bulan, namun tiba di Papua Barat sebulan sebelum masa kadaluwarsa. Sedangkan vaksin Sinovac dan Sinopharm masa berlakunya 28 hari atau 1 bulan.
Vaksin yang kadaluwarsa sebagian telah dikembalikan ke Jakarta sebanyak 49.820 dosis dan ada yang masih disimpan di gudang Framasi Manokwari, belum dilakukan pemusnahan. Pihaknya juga masih menunggu keputusan pemerintah pusat, apakah vaksin kadaluwarsa tersebut dikirim kembali ke Jakarta atau dimusnahkan di daerah. “Kalau memang perintah pusat untuk dimusnahkan, kami musnahkan. Kita tunggu saja kebijakan dari pusat,” ucapnya sambil menambahkan, baru kali ini ada kejadian vaksin kadaluwarsa di Papua Barat.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat telah melaporkan vaksin kadaluwarsa ini ke pusat. Harapannya dapat segera diganti untuk digunakan pada vaksinasi massal yang saat ini gencar dilakukan guna mengejar target akhir tahun. Selain kadaluwarsa, juga ada vaksin yang rusak karena kondisi penyimpanan tak memenuhi standar. “Namun ini tidak banyak, tempat penyimpanan tak memenuhi ketentuan,” ujarnya.
Stok vaksin Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat saat ini sebanyak 150.000 dosis. Dari jumlah tersebut ada yang mendekati kadaluwarna, di antaranya vaksin Sinovac dan Moderna. “Kalau Moderna tidak terlalu banyak, Sinovac masih lumayan banyak sih. Secepatnya digunakan,” katanya. Belum ada tambahan stok vaksin yang datang dalam waktu dekat. Lulu mengatakan, saat ini sedang gencar dilakukan vaksinasi massal untuk menghabiskan 150.000 dosis yang masih tersisa. “Masih lumayan banyak, kita habiskan dulu,” ujarnya lagi.
Dari beberapa kabupaten, Pegunungan Arfak yang paling sedikit meminta vaksin. Luluk mengatakan, vaksin di Pegaf hanya untuk para pejabat, tenaga kesehatan dan sebagian kecil masyarakat yang mau divaksin. “Kalau pengiriman di Pegaf, sistemnya nakes yang mendata berapa yang mau divaksin. Paling banyak 80 dosis,” tambahnya. (lm)