AIMAS – Kejadian lahirnya cluster baru penyebaran Covid-19 dari kegiatan belajar tatap muka di beberapa daerah membuat banyak pihak sekolah yang semakin over protektif. Salah satunya terjadi di SMAN 2 Kabupaten Sorong.
Saat ini pihak sekolah membentuk tim khusus penanganan Covid-19 (Satgas) yang khusus ditugaskan untuk melakukan pengawasan penerapan prokes terhadap siapapun yang beraktivitas di lingkungan sekolah. Tim tersebut juga bertugas menyiapkan segala perintilan kelengkapan penerapan prokes di sekolah. Mulai dari masker, hand sanitizer, sabun dan air pencuci tangan hingga alat pendeteksi suhu.
“Kami membentuk tim penanganan COVID-19 di sekolah ini untuk mempermudah kami. Tim itulah yang nantinya akan membantu mendisiplinkan penerapan prokes. Juga menyediakan fasilitas penunjang kegiatan belajar tatap muka seperti masker, dan sebagainya,” ujar Kepala SMAN 2 Kabupaten Sorong, Fice Loppies, S.Pd.
Fice menjelaskan, sebagai langkah antisipasi ia juga telah menyarankan para siswa untuk mengikuti vaksinasi. Demikian pula kepada para guru di sana. Namun ia menekankan, kendati siswa maupun guru telah divaksinasi, hal tersebut bukan alasan untuk mengabaikan prokes.
“Jujur saja virus ini menjadi salah satu hal yang saya takuti sekarang. Makanya saya selalu menekankan bahwa prokes jangan sampai ditinggalkan dengan alasan apapun. Karena meski sudah divaksin, risiko paparan virus tersebut masih tetap menjadi ancaman apabila kita lengah untuk menerapkan prokes,” terang Fice.
Seduai instruksi pemerintah, saat ini kegiatan pembelajaran tatap muka di SMAN 2 Kabupaten Sorong dilakukan dengan sistem 2 shift. Dari total 36 siswa dalam setiap kelas, hanya 50 persen yang boleh mengikuti KBM dalam setiap pertemuan.
“Tanggal 1 September sudah diterapkan kegiatan belajar tatap muka yang dibagi dalam dua sesi. Jadwalnya bergantian, kami atur demikian karena susunan jadwal pelajaran kami buat per satu minggu, sehingga harus di selang-seling supaya seluruh siswa bisa sama-sama mendapatkan pelajaran,” jelasnya.
Pihak sekolah juga meniadakan jam istirahat, dengan tujuan mempersempit keleluasaan siswa untuk saling berinteraksi secara bebas. Adapun durasi belajar yang juga dipersingkat. Dimana biasanya satu jam pelajaran sama dengan 45 menit maka di masa pandemi ini, satu jam pelajaran hanya 35 menit. Sehingga kegiatan belajar tatap muka selama pendemi maksimal hanya sampai jam 11 siang. (ayu/ian)