Dua Perwakilan Papua Barat Lolos Beasiswa Yseali
SORONG – Program Beasiswa Yseali memberikan peluang emas bagi mahasiswa maupun calon pemimpin masa depan Indonesia, khususnya Papua Barat untuk mendaftarkan diri sebagai peserta Yseali yang akan berkesempatan belajar maupun bekerja di Amerika Serikat.
Program beasiswa Yseali terbagi menjadi dua yakni program Yseali Professional Fellows untuk usia 25-35 tahun yang memberikan kesempatan bagi calon pemimpin masa depan untuk bekerja di Amerika Serikat selama 5 minggu, program Yseali Academic Fellow bagi mahasiswa sarjana atau yang baru lulus berusia 18 hingg 25 tahun, berkesempatan belajar selama 5 minggu di Perguruan Tinggi atau Universitas di Amerika Serikat
Assistant Cultural Affairs Officer Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat, Mr. Leo Jilk menjelaskan program YSEALI diluncurkan sejak tahun 2013 dan telah merangkul sebanyak 841 leaner Yseali dari Indonesia dan 11 Alumni yang paling berbakat yang berasal dari Provinsi Papua Barat. ”Rata-rata, alumni program Yseali berdomisil di Sorong, Manokwari dan Kabupaten Raja Ampat. Saat ini (Tahun 2021) kami sangat beruntung memiliki 2 perwakilan dari Papua Barat yang bergabung untuk mendiskusikan pengalaman selama program Yseali,” jelasnya kepada Radar Sorong.
Leo mengungkapkan, Yseali adalah program khusus dari Pemerintah AS untuk memperkuat pengembangan kemampuan kepemimpinan dan jaringan bagi para pemimpin muda di Asia Tenggara melalui berbagai program, Yseali juga sebagai upaya memperkuat hubungan antara AS dan Asia Tenggara dan membina komunitas pemimpin yang bekerja lintas batas untuk memecahkan masalah bersama. ”Program yang disponsori AS ini menunjukkan komitmen pemerintah AS untuk memperkuat hubungan diantara 1 Milliar orang dari AS dan kaum Muda di Asia Tenggara. Program Yseali berbeda dari program lainnya karena memberikan kesempatan bagi peserta untuk membangun dan memperluas proyek jaringan melalui peluang ini,”ujarnya.
Program beasiswa Yseali ini, tambah Leo, akan menanggung semua biaya peserta termasuk biaya perjalanan Internasional, program virtual, tunjangan perjalanan, administrasi program, perjalanan domestik, kegiatan, surat-menyurat, tempat tinggal, biaya hidup dan masih banyak lagi. ”Setelah selesai dari program, kami tidak membiarkan alumni sendirian, kami terus mendorong alumni untuk ambil bagian, tidak hanya dalam jaringan Yseali tapi juga jaringan alumni AS lainnya dan biasanya bisa kami libatkan ke program-program atau event,”paparya.
Peserta YSEALI Professional Fellow 2021 asal Sorong, Direktur/Chief Medical Officer dari Anak Sehat Persada Foundation, Dr. Ryan Putra Kurniawan, mengatakan program Yseali memberikan peluang yang sama bagi anak muda di Indonesia Barat maupun di wilayah Indonesia Timur. Dimana, untuk bergabung dalam program Yseali sangatlah mudah. ”Persyaratannya pertama usia, KTP dan dokumen lainnya yang pasti dimiliki oleh setiap warga Negara. Kemampuan berbahasa inggris dan bukti bahwa selama di Papua memiliki dampak yang besar ke masyarakat,”ujarnya.
Ryan menceritakan pengalaman saat ia mulai mendaftarkan diri sebagai peserta Yseali, dimana Ryan dibantu oleh temannya sehingga bisa lolos dari rangkaian tes. Setelah dinyatakan lulus, Ryan bingung apa hal pertama yang harus ia siapkan dan dirinya lakukan. Persyaratan berbahasa inggris memang ada, namun penilaian terkait Toefl dan Ielts bukan hal yang menjadi pertimbangan. ”Namun yang dilihat dari tim Yseali justru kehadiran kita di kota ini apakah memberikan dampak yang luas bagi masyarakat dan dapat menjadi utusan yang bisa membawa perubahan. Saya ambil tema Keterlibatan Masyarakat,”ujarnya.
Meskipun ia belum bisa berangkat ke Amerika lantaran situasi pandemi Covid-19, Ryan tetap senang lantaran komitmen tim Yseali Amerika mengisi waktu peserta dengan pertemuan online untuk memberikan rangakaian kursus menarik seperti leadership, pembuatan proposal yang baik pada tingkat internasional dan bagaimana cara untuk berkomunikasi. ”Ada 2 prestasi yang sudah saya capai ketika saya tembus program Yseali, pertama saya mendapatkan dana Hibah dari Bulapi Sorong untuk membuat program. Kedua, saya mengambil S3 dengan beasiswa LPDP dan diterima di Universitas Harvard,”terangnya Ryan sangat berharap anak muda Papua jangan membatasi diri tetapi harus mencoba. Jika membutuhkan pembimbing Ryan dan Chrustina siap membantu.
Peserta YSEALI Academic Fellow 2021 asal Sorong Christin Chatrin Nebore, (Mahasiswi), mengatakan program Yseali merupakan Platform yang tepat untuk anak muda dalam mengembangkan skill kepemimpinan, khususnya menjadi penunjang kepemimpinan perempuan timur untuk menjadi generasi muda dan juga agen perubahan yang sudah siap untuk menghadapi tantangan global. ”Dalam program ini saya mengambil tema Keterlibatan Masyarakat, karena akan berdampak bagi kesejahteraan kemaslahatan masyarakat. Saya sendiri baru pertama kali mendaftar di Juni 2021 dan dinyatakan lolos Agustus 2021,’paparnya.
Ia bersyukur meski dalam keadaan pandemi dan belum bisa dipastikan kapan berangkat, pertemuan virtual tetap terlaksana dan sangat inspiratif. Layaknya perkuliahan di Indonesia, ia diberikan banyak sumber referensi untuk dipelajari dan setiap kali memulai pertemuan virtual peserta selalu ditanyai kabar. ”Pertemuan ini tidak membuat saya bosan, tetapi justru meningkatkan rasa penasaran saya bahwa hal baru apalagi yang akan kami pelajari di setiap minggunya. Dalam mengikuti program ini saya tidak hanya mewakili pribadi saya tetapi ada banyak anak dan perempuan Papua yang bergantungkan harapannya kepada saya dengan ekspektasi bahwa dengan mengikuti program ini saya dapat memberikan kontribusi masyarakat khususnya di Kota Sorong,”pungkasnya. (juh)