SORONG – Menghindari konflik sosial di wilayah Sorong khususnya wilayah Malamoi, perwakilan Tokoh Masyarakat Papua, Marten mengusulkan agar generasi muda Malamoi diberikan kesempatan menempuh pendidikan Akademi Militer (Akmil) TNI AD agar menjadi perwira yang handal. Demikian disampaikannya dalam diskusi pembinaan komunikasi (Bimkom) Ancaman, Gangguan, Hambatan Tantangan (AGHT) Cegah Konflik di Aula Pandu Sakti Makodim 1802 Sorong, Kamis (14/10).
Menurut Marten orang asli Papua khususnya Suku Moi yang ada di wilayah adat (Sorong) harus diperhatikan secara adat dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi TNI AD dalam arti menempuh pendidikan Akmil untuk menjadi seorang Perwira
“Kita hidup di tanah Malamoi ini, maka saya harapkan agar saran saya bisa dibawa ke pusat untuk dipertimbangkan agar Orang Moi juga bisa masuk di TNI AD sebagai Perwira atau Sekolah Akmil dan mereka sekolah dengan baik,” katanya.
Jangan sampai, tambah Martin kesempatan menjadi TNI AD tidak mereka dapatkan maka hal ini akan menjadi konflik sosial. Sehingga, harus di jaga dengan baik. Selain itu, Marten juga menyarankan agar Koramil – koramil yang ada di Sorong Raya ini, personel dan alat-alat perlengkapan untuk mengantisipasi konflik ini disiapkan.
“Karena kalau terjadi konflik, personel di Koramil juga memiliki senjata jangan hanya membawa badan saja, karena mereka ini menjaga keamanan khususnya di wilayah Kota Sorong juga,”ujarnya
Ketua Tim Binkom AGHT Cegah Konflik, Kolonel Inf Yudi Pranoto SH,MM mengungkapkan kekagumannya atas ide cemerlang dan luar biasa yang diberikan oleh Marten. Kolonel Inf Yudi mengungkapkan TNI AD sudah menyiapkan ruang yang begitu besar bagi putra-putri daerah, sehingga tugasnya masyarakat hanya menyiapkan putra-putri untuk masuk TNI AD.
“Yang utama adalah sumber daya kita, karena TNI AD itu dalam 1 tahun melaksanakan 2 kali seleksi untuk prajurit atau Tamtama, kemudian ditahun yang sama juga ada ruang seleksi untuk Bintara dan juga ada ruang seleksi untuk sumber perwira, ada 2 sub perwira yakni ada sumber perwira dari sarjana dan Perwira yang bersumber dari SMA yang akan didik di Akmil,”terangnya.
Kasad, tambah Kolonel Inf Yudi sudah 2 tahun ini memberikan ruang atau kuota rekrutmen untuk putra putri daerah dan saat ini sedang berlangsung seleksi TNI AD Tamtama gelombang kedua, nanti bulan Maret 2022 sumber perwira Akmil dan sarjana maka disiapkan generasi mudanya.
“Saran ini akan saya sampaikan ke Fungsi Pembinaan Personel untuk lebih menggali potensi Pemuda kita untuk bisa mengabadikan diri melalui jalur TNI AD maupun Polri,”paparnya.
Kepala Staf Korem 181/PVT, Kolonel Arm Immer Hotma Partogi Butarbutar, S.IP, MM menjelaskan Binkom AGHT ini merupakan program dari pusat yang dilaksanakan di seluruh Indonesia, diawal tahun 2021, program ini dilaksanakan di Indonesia bagian barat, saat ini dilaksanakan di Indonesia Timur.
Tujuannya, tambah Kasrem untuk membina masyarakat agar mempunyai kepedulian terhadap hal-hal yang sensitif atau yang dapat menimbulkan konflik, metodenya dengan cara diskusi. Karena ini merupakan suatu wujud tanggung jawab dari pembinaan teritorial TNI AD, sehingga pembangunan di wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua Barat berjalan dengan lancar
“Konflik sosial yang dimaksud misalnya, rasis tahun 2019 kemarin, pastinya ada keraguan dari diri masyarakat untuk melaporkan dan bagaimana cara pencegahannya, itu harus didiskusikan karena tidak semua orang tahu akan hal tersebut,”pungkasnya.(juh)