AIMAS – Menjelang kunjungan kerja (kunker) Presiden RI-1, Ir. Joko Widodo, Senin (4/10) sejumlah aparat TNI-Polri bersama warga kelompok tani lembur kerja mempersiapkan lahan pertanian yang akan ditanami jagung oleh RI 1 besok (Senin, 4/10). Lahan seluas 20 hektar nantinya akan ditanami sekitar 160 Kg bibit jagung hibrida. Kerja keras menyiapkan lahan ini terlihat dimana kemarin mereka bekerja hingga pukul 00.WIT.
Demi mempersembahkan yang terbaik dalam kunker RI-1, rasa lelah pun tak dirasakan. Selain mempersiapkan lahan pertanian tersebut, warga kelompok tani dibantu aparat juga tampak semangat melakukan perbaikan jalan akses masuk ke areal perkebunan. Bukan hanya itu, perbaikan kolam penampungan air untuk kebutuhan pengairan juga dikerjakan. Ketua Kelompok Tani Maju Makmur, Untung Wahyudi mengungkapkan, jalan tersebut sudah rusak sejak 3 tahun yang lalu, sehingga para petani cukup kesulitan untuk mengangkut hasil panennya selama ini.
“Jujur saja kami sebenarnya kesulitan karena kalau panen banyak, kami harus pikul jagung jalan kaki lebih dari 500 meter ke luar, kendaraan tidak bisa masuk. Alhamdulillah, sekarang jalannya dibenerin karena Pak Presiden mau datang. Kalau untuk sumur bor, sekarang masuk diperbaiki. Saya juga terima kasih sama bapak TNI-Polri yang sudah membantu warga disini,” ungkapnya.
Lahan seluas 20 hektar tersebut telah puluhan tahun menjadi lahan tani jagung. Lahan tersebut dikelola oleh 9 kelompok tani. Dari luas lahan 20 hektar, yang akan digarap bersamaan dengan kunker Presiden hanya 8 hektar saja. Sebab sebagian lahan tersebut sudah sejak 3 bulan yang lalu ditanami oleh warga yang saat ini sudah wayah panen.
“Yang 8 hektar akan digarap duluan, karena di belakang juga sudah ditanami, sudah besar, bahkan ada yang sudah wayah panen. Jadi nanti kalau sudah panen, baru ditanami lagi,” imbuh Untung Wahyudi yang sudah sejak 15 tahun menjadi petani jagung.
Diungkapkannya harga jual jagung delama ini terbilang cukup stabil. Jagung manis dijual sekitar Rp 3.000 per buah, sementara jagung hibrida harganya lebih mahal yakni Rp 5.000 per buah.
Hasil panen untuk jenis jagung hibrida kering sendiri bisa mencapai 5-7 ton per hektar. Selama ini pemasaran hasil panen petani jagung di Kabupaten Sorong, baru di sekitar Sorong saja. Sebab masyarakat bertani dengan cara trasional dan pola kerja manual, sehingga hasil produksinya juga tidak begitu banyak.
Sehingga bertepatan dengan kehadiran Presiden juga Kementan, Petani berharap akan diberikan bantuan berupa mesin perontok jagung, mesin pengering, mesin penggiling, dan mesin penanam jagung untuk mempermudah pekerjaan mereka. Serta untuk meningkatkan produktivitas para petani nantinya.
“Produksi kami tidak banyak karena sistem bertani kami masih manual, jadi pemasarannya paling di sekitar Sorong saja. Makanya kami butuh bantuan mesin dari Pak Presiden. Nanti kalau sudah lengkap mesin yang kami butuhkan maka kami akan lebih berupaya lagi untuk mengembangkan pemasaran hasil panennya,” terangnya.
Untung Wahyudi dan para petani lainnya mengaku senang dan bersyukur atas kesediaan Presiden untuk mengunjungi lahan pertanian jagung milik mereka. Para petani berharap akan selalu ada perhatian dari pemerintah pusat kepada petani di Papua sebagai stimulan untuk mendorong mereka lebih maju.
“Kami disini bersyukur sekali Pak Presiden mau mengunjungi kami. Apalagi jika nanti apa yang Kadi kebutuhan dan keinginan petani bisa terpenuhi. Karena kami juga berharap pemerintah bisa mendorong kami untuk menjadi petani sukses. Supaya petani di Papua juga bisa bersaing dengan petani di daerah lain sana,” harapnya. (ayu)